28views, 4 likes, 0 loves, 0 comments, 5 shares, Facebook Watch Videos from Komunitas Muslimah Tarakan: Karena agama seseorang itu tergantung agama teman dekatnya kata Rasulullah shallallahu alaihi
16. Julho 2020Cada pessoa tem sua característica, alguns são naturalmente extrovertidos, falantes e divertidos, outros mais reservados e introvertidos. De fato a personalidade é algo que em grande parte nos acompanha desde o nascimento e se constrói na primeira infância. Neste sentido poucas mudanças podem ocorrer na vida adulta. Mas quanto aos relacionamentos como conviver e se relacionar com um homem reservado?Envergonhado ou desinteressado?Pode ser que no início do relacionamento algumas características de personalidade são mais fáceis de aguentar, e que com o tempo isso se torne um desafio. Mas de fato quando isso começa a incomodar, como lidar com uma pessoa distante e introvertida? Até onde nós mesmos conseguimos aguentar? Como e quando dar apoio à pessoa introvertida?Uma questão de personalidadeA personalidade é uma mistura entre características genéticas e fisiológicas com as experiências e nossas relações com o mundo. Ou seja, apesar de grande parte de nossa personalidade já ser definida no nascimento e infância, a vivência familiar, os amigos, escola e trabalho também influenciam a personalidade. Na infância é mais fácil identificar aquelas que ficam soltas e se divertem em grupo com muitas gargalhadas enquanto outras ficam mais envergonhadas e visivelmente desconfortável. Pessoas introvertidas acabam tendo mais dificuldade em fazer amigos, se comunicar com outras pessoas e iniciar relacionamentos. Já que muitas vezes acabam sendo mal compreendidas e taxadas como anti sociais ou estranhas. Entretanto, isso pode ser uma grande erro, pois muitas vezes a timidez impossibilita a pessoa de se envolver mais. Artigo relacionado O que é SEXT – Dicas para esquentar suas mensagens O primeiro encontro com um homem reservadoNo dia do primeiro encontro já é possível identificar que ele mantém uma certa distância, mas ainda você não consegue entender se isso acontece apenas com você ou se esta realmente é uma característica dele. De qualquer forma, isto não é motivo para abandoná lo no meio do encontro, afinal pode haver várias razões para ele se comportar assim. Muitas pessoas não sabem ao certo o que dizer no primeiro encontro. A melhor coisa é se fazer é dar o tempo à pessoa para que fique mais à vontade, e depois tentar falar de assuntos mais divertidos para quebrar o gelo. Mesmo que não dê certo você pelo menos tentou. Como deixá-lo mais solto e leve quando estamos juntos?As vezes acontece de encontrarmos uma pessoa super especial, bonita, legal e que se encaixa perfeitamente na pessoa do nosso sonho. Porém ele parece um pouco distante e algumas vezes até um pouco frio, o que dificulta a aproximação de vocês. Mas isso não te impede de se apaixonar. Mas o fato é que essa frieza te deixa insegura. Pode ser que ele esteja apenas fazendo um jogo, sim pode não é raro. Mas a melhor forma de entender o que se passa é perguntar de forma objetiva. Pergunte à porque raramente ele toma iniciativa e porque sempre dá respostas curtas e objetiva. Este comportamento é por timidez ou desinteresse? Mas claro este tema é complexo para se ter todas as respostas. Em um relacionamento com um homem muitos de nós sabemos quando estamos apaixonados realizamos muitas características da pessoa que amamos. Porém com o passar dos tempos, até pequenos detalhes podem se tornar grandes obstáculos. Então essa distância e falta de iniciativa pode começar a te incomodar. Será que ele teve alguma experiência negativa no passado? Como uma traição por exemplo? E por isso age dessa forma para se proteger? Você pode tentar deixá-lo mais relaxado e descontraído, isso pode funcionar, já que alguns homens gostam e precisam de companheiras que os incentivem. Mas isso é claro sempre respeitando a vontade deles. E se isso se tornar um problema muito grande entre vocês, talvez seja melhor cada um seguir o seu caminho. Tenha em mente que é muito comum que pessoas reservadas e distantes tenham tido experiências ruins no passado e queiram apenas se proteger com este tipo de comportamento. Leia também Encontro virtual em tempos de quarentena
Maknanya bahwa seseorang itu tergantung kebiasaan temannya, tingkah laku dan juga gaya hidupnya, maka hendaklah ia memperhatikan dan meneliti dengan siapa ia berteman.
Pepatah Arab menyatakan, “anli mar’i la tas’al, was’al an qoriinihi fainna qoriina bil muqorini yaqtadi.” Jika ingin tahu seseorang, jangan Tanya dirinya, tetapi tanyalah temannya dan keadaan temannya. Terjemahan bebasnya adalah, setiap teman meniru temannya. Bila kita berada pada suatu kaum maka bertemanlah dengan orang yang terbaik dari mereka. Dan janganlah berteman dengan orang yang rendahhina, niscaya kita akan hina bersama orang yang hina. Lebih dari itu Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wasallam صلى الله عليه و سلم telah menegaskan dalam sabdanya bahwa الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ “Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan siapakah teman dekatnya.” HR. Ahmad. Abud Darda’ berkata, di antara bentuk kecerdasan seseorang adalah selektif dalam memilih teman berjalan, teman bersama, dan teman duduknya. Sebab teman itu boleh dikatakan adalah teman akrab. Teman yang dalam perjalanan hidup nanti akan sangat berpengaruh terhadap pola pikir, watak, perilaku, dan kebiasaan. Jika teman kita baik, insya Allah kita akan terkondisikan ikut baik dan sebaliknya. Semoga bermanfaat Yuk salurkan infak dan shodakoh anda melalui lazis nurul hadid ☎ informasi layanan 0813-2460-6511 0853-2424-4446 💰infak dan donasi bisa disalurkan melalui no rek di bawah ini BRI4270-01-033419-53-8a/n yayasan nurul hadid 4270-01-030854-53-5a/n Sholeh Maulana 📱temukan juga kami di Facebooklaznuha Twiterlaznuha Instagramlaznuha Telegramlaznuha laznuha
Makahendaklah salah seorang dari kamu memperhatikan dengan siapa ia berteman" (HR. Tirmidzi). Dua dalil tersebut cukup kiranya menjadi dasar untuk berhati-hati dalam memilih teman. Karena sangat dimungkinkan seseorang terpengaruh oleh akhlak dari teman dekatnya.
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة “Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628Wahai saudariku, demikianlah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan petunjuk kepada kita agar senantiasa memilih teman-teman yang shalih dan waspada dari teman-teman yang buruk. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan contoh dengan dua permisalan ini dalam rangka menjelaskan bahwa seorang teman yang shalih akan memberikan manfaat bagi kita di setiap saat kita bersamanya. Sebagaimana penjual minyak wangi yang akan memberikan manfaat bagi kita, berupa pemberian minyak wangi, atau minimal jika kita duduk bersamanya, kita akan mencium bau Berteman dengan Orang yang ShalihBerteman dengan teman yang shalih, duduk-duduk bersamanya, bergaul dengannya, mempunyai keutamaan yang lebih banyak dari pada keutamaan duduk dengan penjual minyak wangi. Karena duduk dengan orang shalih bisa jadi dia akan mengajari kita sesuatu yang bermanfaat untuk agama dan dunia kita serta memberikan nashihat-nashihat yang bermanfaat bagi kita. Atau dia akan memberikan peringatan kepada kita agar menghindari perkara-perkara yang membahayakan yang shalih senantiasa mendorong kita untuk melakukan ketaatan kepada Allah, berbakti kepada orang tua, menyambung tali silaturrahim, dan mengajak kita untuk senantiasa berakhlak mulia, baik dengan perkataannya, perbuatannya, ataupun dengan sikapnya. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman duduknya, dalam hal tabiat dan perilaku. Keduanya saling terikat satu sama lain dalam kebaikan ataupun yang sebaliknya. Bahjah Quluubil Abrar, 119Jika kita tidak mendapat manfaat di atas, minimal masih ada manfaat yang bisa kita peroleh ketika berteman dengan orang yang shalih, yaitu kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatan jelek dan maksiat. Teman yang shalih akan selalu menjaga persahabatan, senantiasa mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, berusaha menghilangkan keburukan. Dia juga akan menjaga rahasia kita, baik ketika kita bersamanya maupun tidak. Dia akan memberikan manfaat kepada kita berupa kecintaannya dan doanya pada kita, baik kita masih hidup maupun setelah mati. Bahjatu Quluubil Abrar, 119Wahai saudariku, sungguh manfaat berteman dengan orang yang shalih tidak terhitung banyaknya. Dan begitulah seseorang, akan dinilai sesuai dengan siapakah yang menjadi teman dekatnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamالمرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل “Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927Bahaya Teman yang BurukJika berteman dengan orang yang shalih dapat memberikan manfaat yang sangat banyak, maka berteman dengan teman yang buruk memberikan akibat yang sebaliknya. Orang yang bersifat jelek dapat mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan keburukan bagi orang yang bergaul bersamanya. Sungguh betapa banyak kaum yang hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik sadar ataupun tidak sadar. Bahjatu Qulubil Abrar, 120Oleh karena itulah, sungguh di antara nikmat Allah yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman adalah Allah memberinya taufiq berupa teman yang baik. Sebaliknya, di antara ujian bagi seorang hamba adalah Allah mengujinya dengan teman yang buruk. Bahjah Qulubil Abrar, 120Berteman dengan orang shalih akan memperoleh ilmu yang bermanfaat, akhlak yang utama dan amal yang shalih. Adapun berteman dengan orang yang buruk akan mencegahnya dari hal itu Sampai MenyesalAllah Ta’ala berfirmanوَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا “Dan ingatlah hari ketika itu orang yang dzalim menggigit dua tangannya, seraya berkata “Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan sifulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” QS. Al Furqan 27-29.Sebagaimana yang sudah masyhur di kalangan ulama ahli tafsir, yang dimaksud dengan orang yang dzalim dalam ayat ini adalah Uqbah bin Abi Mu’ith, sedangkan si fulan yang telah menyesatkannya dari petunjuk Al Qur’an adalah Umayyah bin Khalaf atau saudaranya Ubay bin Khalaf. Akan tetapi secara umum, ayat ini juga berlaku bagi setiap orang yang dzalim yang telah memilih mengikuti shahabatnya untuk kembali kepada kekafiran setelah datang kepadanya hidayah Islam. Sampai akhirnya dia mati dalam keadaan kafir sebagaimana yang terjadi pada Uqbah bin Abi Mu’ith. Adhwa’ul Bayan, 6/45Begitulah Allah Ta’ala telah menjelaskan betapa besarnya pengaruh seorang teman dekat bagi seseorang, hingga seseorang dapat kembali kepada kekafiran setelah dia mendapatkan hidayah islam disebabkan pengaruh teman yang buruk. Oleh karena itulah sudah sepantasnya setiap dari kita waspada dari teman-teman yang mempunyai perangai saudariku, ingin ku kutipkan sedikit nashihat yang semoga bermanfaat untukku maupun untuk dirimu. Nashihat ini berasal dari seorang ulama bernama Ibnu Qudamah Al Maqdisiy“Ketahuilah, Sungguh tidaklah pantas seseorang menjadikan semua orang sebagai temannya. Akan tetapi sepantasnya dia memilih orang yang bisa dijadikan sebagai teman, baik dari segi sifatnya, perangainya, ataupun apa saja yang bisa menimbulkan keinginan untuk berteman dengannya. Sifat ataupun perangai tersebut hendaknya sesuai dengan manfaat yang dicari dari hubungan pertemanan. Ada orang yang berteman karena tujuan dunia, seperti karena ingin memanfaatkan harta, kedudukan ataupun hanya sekedar bersenang-senang bersama dan ngobrol bersama, akan tetapi hal ini bukanlah tujuan kita. Ada pula orang yang berteman untuk tujuan agama, dalam hal ini terdapat pula tujuan yang berbeda-beda. Di antara mereka ada yang bertujuan dapat memanfaatkan ilmu dan amalnya, ada pula yang ingin mengambil manfaat dari hartanya, dengan tercukupinya kebutuhan ketika berada dalam kesempitan. Secara umum, kesimpulan orang yang bisa dijadikan sebagai teman hendaknya dia mempunyai lima kriteria berikut Berakal cerdas, berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bid’ah dan tidak rakus terhadap dunia. Kecerdasan merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang dungu, karena orang yang dungu terkadang dia ingin menolongmu tapi justru dia malah mencelakakanmu. Akhlak baik, hal ini juga sebuah keharusan. Karena terkadang orang yang cerdas jika ia sedang marah dan emosi dapat dikuasai oleh hawa nafsunya. Maka tidaklah baik berteman dengan orang yang cerdas tapi tidak berakhlak. Sedangkan orang yang fasiq, dia tidaklah mempunyai rasa takut kepada Allah. Dan orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, kamu tidak akan selamat dari tipu dayanya, disamping dia juga tidak dapat dipercaya. Adapun ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan jeleknya kebid’ahannya. Mukhtashor Minhajul Qashidin, 2/ 36-37Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat untukku dan untukmu saudariku…Amiin …*** Penyusun Latifah Ummu Zaid Murajaah Ustadz Ammi Nur BaitsRujukanBahjatu Qulubil Abrar, syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy, Maktabah Al Imam Al Wadi’iy, Shan’aaAdhwa’ul Bayan, Muhammad Al Amin Asy-Syinqithi, Darul-Fikr lith-thoba’ah wan-nasyr wat-tauzi’, Beirut Maktabah Asy-SyamilahMukhtashor minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy. Maktabah Asy-Syamilah
[ LIVE ] || Masjid Raya Nurul Huda . Batu Basa . Kecamatan . IV Koto Aur Malintang , Kabupaten . Padang Pariaman .📷 Sedang berlangsung Ahad , 05
I may or may not be a likable guy—that’s not something I can judge without bias—but I know plenty of people in my life who are likable. I also know plenty who aren’t. Unsurprisingly, the likable ones share a lot of common traits even though their personalities may be completely different from each other. What do I mean by “likable”? I don’t just mean someone who’s kind, generous, and good at heart. I also don’t just mean someone who’s charismatic, personable, and full of confidence. There are many who fall into these categories that are fine people, but not people who I’d consider “easy company”—the type of people who are effortless to hang out with, the type of people you look forward to hanging out with because it’s guaranteed to be a good time. Here are some of the common traits I’ve noticed in “easy company” people, which you may want to incorporate into your own life if you want to be the kind of person who others enjoy being around. 1. Listen and Pay Attention People like it when others show genuine interest in who they are, and the easiest way to do this is to actively listen when they speak. There are many facets to this let them speak their thoughts freely with interruption, show that you’re listening by responding to what they said instead of moving onto your own thoughts, and actually remember what they say instead of storing it in your brain only for the duration of the conversation. You’d be surprised how touching it can be when someone else recalls a small thing you thought nobody paid attention to. 2. Build Others Up, Even at Your Expense “At your expense” can mean many things. Most people like being treated to things, but do it too often and they might start to get uncomfortable as they feel more and more indebted to you. Try not to buy people in this way—consider spending your time, energy, and thoughts instead. People always appreciate it when you want the best for them and show it via your actions. Remember, it’s not just about giving them things; it’s about genuinely caring for their well-being and success. 3. Own Up to Your Mistakes When someone admits and takes responsibility for a mistake they’ve made, it shows a lot of maturity, character, and security—and we’re all naturally drawn to those kinds of people. It’s surprisingly easy to respect someone who owns up to their failures, because we all make mistakes and it’s one of the few things that we can all relate to. Indeed, we hate it when people don’t do this, and if you find yourself shirking responsibility often, it may be a sign that you need to grow up. 4. Find the Humor in Tough Situations Think about how you feel about someone who freaks out over the littlest things and is constantly anxious in their circumstances. Not easy to be around, right? On the other hand, there are those who can recognize when something is going wrong, but instead of freaking out about it, they go with the flow and do what they can to get through it. They’re the kind of people who help you feel calmer when anxiety strikes, and we gravitate toward that kind of people. I’m not advocating for stoicism or emotional deadness. There are times when it’s healthy to let anxiety, stress, fear, and pain run their course in not-so-calm ways. But if you can find the humor in tough situations, that can go a long way toward being someone people like to be around. For example, if you get a flat tire on a road trip, poking fun at the situation is more “enjoyable” than having a mental breakdown. At the same time, it’s important that you find the humor in these situations rather than trying to create humor. You don’t need to be a comedian. 5. Be Understanding and Slow to Judge You have opinions, and you’ll inevitably run into others who hold opposing opinions. One of the most likable traits you can have is the ability to coexist peacefully with those who adhere to a different lifestyle, live by a different paradigm, and find joy in different things. No one likes having to defend themselves against someone else’s critical eye, especially if you’re just an acquaintance or stranger. If you can be understanding and slow to judge, people will naturally feel more comfortable around you. 6. Open Up and Embrace Vulnerability You probably know this already, but it’s very difficult to build relationships with people who are closed off, guarded, and afraid of letting others know their true selves. I used to be like this, and I empathize completely with those who are. But I’ll also be the first to say that intentional vulnerability has done more for the health of my relationships than nearly anything else. But beware! There’s a fine line between vulnerability and self-pity. Self-pity is when you force your weaknesses and insecurities on others and constantly try to put the spotlight on how insufficient you are. That kind of behavior will repel even the most patient of saints. Vulnerability is being honest about who you are, opening up when people want to know about you, and not putting up a wall out of fear of rejection. Vulnerability is hard—you are, after all, making yourself vulnerable. There’s always a risk of being hurt when you expose yourself in this way. But being willing to open up about yourself is one of the things that will convince those around you that it’s safe to open up about themselves to you, and people like that. 7. Stay True to Your Word You and your word must be one. What you say must match what you do. People may not agree with what you say and do, but they’ll certainly respect you for being true and authentic. Duplicitous people who say one thing but do another may be likable for a time, but once the true surfaces, they lose whatever they’ve managed to hold onto. Integrity is one of the keys to being likable. Learn more about signs that you have real integrity. Subscribe to our newsletter! Get the best of ModernRatio delivered right to your inbox! Joel LeeJoel is editor in chief at Modern Ratio. He contributes the occasional article and manages the overall vision of the site. He holds a in Computer Science and is based in Pennsylvania.
Videopendek dari sesi tanya-jawab Ustadz Abdul Qodir jawas Tentang memilih teman dekat.Rasulullah ﷺ bersabda :المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل"Agam Do you feel that someone you have a friendly relationship with is trying to cut ties? There are some specific things that happen when friends distance themselves from you. All it takes is to recognize these behaviors. No one likes to feel unwelcome, neglected, or left out by their friends. But at the same time, it’s easy to misinterpret other people’s behaviors. To make sure you have a clear idea about what’s happening in your friendship, check the signs below. What Happens When Friends Distance Themselves from You?1. They don’t seem interested in spending time together2. They turn down your invitations3. When you meet, they try to dodge the conversation4. They show no interest in your life5. They don’t share anything personal with you anymore6. They give you excuses7. They don’t want you to be a part of their lifeWhat to Do When Friends Distance Themselves from You?1. Make sure it’s not a made-up situation2. Analyze your behavior3. Talk to them4. Let them go 1. They don’t seem interested in spending time together In the modern age and world, it’s easy to get too busy to find time for social activities. But you can always tell a friend who is just buried in responsibilities from someone who doesn’t want to see you. The difference is that a real friend will show interest and willingness to be a part of your life, no matter how busy they are. Yes, they may turn down your invitations from time to time or cancel some activities you planned together. But they will be willing to arrange something new and interested to know how you are doing. A friend who is trying to keep their distance won’t seem interested in maintaining any contact with you. Instead of using every opportunity to see you and find a free minute to talk to you, they will just disappear from your life for long periods of time. 2. They turn down your invitations Maybe you get sad because your friend doesn’t invite you anywhere anymore. It could be that they are too busy at work or are going through a hard time in life. So you decide to take the lead and invite them instead. But even when you offer them something to do together, they ignore it or give you some kind of excuse. If it happens on a regular basis, then they simply don’t want to spend time with you. This is what happens when your friend distances themselves from you. 3. When you meet, they try to dodge the conversation You may stumble upon your friend at a social event or somewhere outside. But when it happens, they don’t look very excited about seeing you. You can tell it from their facial expression and overall attitude. For example, they might make little eye contact and exhibit closed body language cues such as crossed arms or turning away from you. Your friend may look tense, bored, or uncomfortable in general. They will barely ask you any questions and the conversation will probably center around small talk topics. But the most surefire sign that your friend is trying to distance themselves from you is that they will make attempts to escape the conversation. They will give you one-word answers or shift their attention onto someone else at the social gathering in order to stop talking to you. 4. They show no interest in your life As we said above, a busy friend will still show interest in you and your life. Someone who wants to stay away from you won’t do this. Whether you want to share a personal problem with a friend or just tell them about your news, they won’t look interested. Their responses will be short and indifferent and the conversation just won’t flow. It may be quite disappointing to see such a difference in your friend’s behavior, especially if you used to talk about everything. But a lack of interest is a huge sign someone no longer wants to be your friend. 5. They don’t share anything personal with you anymore Another frustrating sign that your friendship is fading is that someone no longer shares personal things with you. You used to tell them about your most intimate problems, and so did your friend. But they no longer do. Your conversations have shifted to small talk topics and day-to-day happenings. It means that they no longer consider you to be a person they could confide in. It doesn’t always happen on purpose – sometimes it’s the life that distances us from other people. For example, you may have moved to a different city, and it’s difficult to maintain the same level of emotional intimacy in a long-distance friendship. Maybe your friend started a family and you no longer have common interests and topics to talk about. 6. They give you excuses If you want to spend time with your friend, you may be the one to offer them things to do. But they always seem to have a good excuse to give, even when you invite them to your birthday party. For example, your friend used to invite you to social gatherings and offer to spend time together regularly. Now he barely returns your calls. Whenever you try to reach him out and suggest an activity or event, he says he is busy or has family issues. Yes, this may happen once, twice, or even a few times. But if your friend sticks with giving you excuses for not showing up after multiple invitations from your side, then they are most likely intentionally distancing themselves from you. 7. They don’t want you to be a part of their life Finally, a key thing that happens when friends distance themselves from you is that they don’t care to let you know about important changes and events in their lives. For example, your friend didn’t tell you about her engagement and you learned it from a Facebook post or your common acquaintance. It could also be that your college buddy didn’t invite you to his birthday party. All these situations leave you feeling excluded and ignored, but they reveal a lot about your friend’s real attitude. Most likely, they just no longer want you to be a part of their life. What to Do When Friends Distance Themselves from You? If you recognize your situation in the signs above, you may want to know what to do next. 1. Make sure it’s not a made-up situation As we said, people don’t always make a conscious decision to distance themselves from you. So the first step is to make sure that your friend is indeed not interested in maintaining contact with you. If they turned down your invitation a couple of times, then probably it’s too soon to draw conclusions. In this case, look for other indicators such as a lack of interest and desire to talk to you. If you are sure that they are trying to stay away from you, then decide for yourself whether this friendship means a lot for you. Do you want to continue to be their friend? Do you believe that you two have a genuine connection that should not be wasted? 2. Analyze your behavior When friends distance themselves from you, there could indeed be reasons for that. They could find some of your behaviors annoying or be bothered with something you recently did. For example, if you are too pushy or intrusive with your quiet friend, they may find your behavior too overwhelming. They may finally decide to cut ties. Maybe you talk about yourself all the time and don’t show interest in the other person. What if your friend is facing adversity and you offer them no support? It could also be that you are too negative and complain a lot. There are multiple examples of annoying behaviors that push people away. Sometimes we wonder why we lose friends because we don’t even realize that the things we do or say bother other people. 3. Talk to them If you really value this friendship, talking to the other person would be a good idea. But make sure to not sound demanding or angry. You don’t want to call them out; you just want to make sense of your friend’s behavior. Expressing your concerns in an open and calm manner will help you avoid misunderstandings. Maybe your friend is having a hard time at work and is not in a mood for social activities. It could be that he is indeed annoyed by some of your behaviors. Finally, they could feel like you no longer resonate together and they have a better time in other people’s company. Having an honest talk with your friend will help you figure it all out and realize whether your fading friendship can be saved. 4. Let them go Sometimes friends don’t distance themselves from you intentionally. It just happens. The person who was your best friend in college is no longer the same easy-going guy. He now has a family to support and a business to run. He is overwhelmed with obligations. People change, life circumstances change, and it doesn’t always have to do with us. Sometimes people just drift apart. It’s sad and disappointing, but it happens a lot in life – not only in friendly connections but also in romantic and family unions. So ask yourself if you are genuinely interested in maintaining this friendship. What if it has become more of a social obligation? Do you gain things from each other emotionally and intellectually? A fading friendship could be a natural consequence of a change in your or the other person’s life. Maybe you are no longer the right company for your friend, and neither are they for you. Perhaps they have already realized it and so they are trying to cut ties. In this case, the best solution would be to let them go. Be grateful for the great time you used to have together and move on with your life. After all, not all friendships are meant to last for a lifetime, and it’s fine. Did you find this post useful? Subscribe to our newsletter to make sure you don’t miss new fascinating guides & articles!
Pemateri: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, MATema full kajian : Dengan Siapa Engkau BertemanSumber : Syafiq Riza Basalamah
Jakarta - Lingkaran pertemanan, atau yang dalam bahasa Inggris disebut circle, turut mempengaruhi kepribadian seseorang. Hal itu juga memungkinkan akan menentukan puncaknya tersebut dikatakan Habib Ja'far dalam detikKultum detikcom, Sabtu 15/4/2023. Habib menyebut, circle dapat menentukan berbagai hal. Mulai dari hobi, pekerjaan, kuliner yang disukai, nasib, hingga agama. Circle dalam hal ini bisa berupa teman atau lingkungan."Dan puncaknya adalah apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad dalam riwayat Abu Hurairah, "Agama seseorang itu tergantung kepada teman dekatnya." Maka selektiflah dalam memilih teman atau menentukan lingkungan di mana kita tinggal," pinta Habib Ja'far. Habib Ja'far menerangkan hal ini dengan memberikan perumpamaan sebagaimana disebut dalam sabda Nabi SAW bahwasanya seseorang dengan temannya itu adalah seperti pandai besi dan penjual minyak SAW bersabda,مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةArtinya "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap." HR Bukhari dan MuslimMenurut Habib Ja'far, perumpamaan dalam hadits tersebut mengajarkan kepada kita agar berhati-hati dalam memilih lingkungan pertemanan supaya tidak membawa pengaruh buruk bagi sisi lain, kata Habib Ja'far, hadits tersebut juga mengajarkan bahwa ketika kita memiliki keimanan yang kuat, ekonomi yang mapan, dan kesadaran yang tinggi, seharusnya kita juga berkumpul dengan orang-orang yang lemah ekonominya, lemah imannya, dan lemah demikian? Selengkapnya detikKultum Habib Ja'far Seseorang Tergantung Siapa Circle-nya, Selektiflah! tonton DI SINI. lus/lus
Seseorang tergantung agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan siapakah teman dekatnya." (HR. Ahmad). Abud Darda' berkata, di antara bentuk kecerdasan seseorang adalah selektif dalam memilih teman berjalan, teman bersama, dan teman duduknya. Sebab teman itu boleh dikatakan adalah teman akrab.
Dari Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة “Permisalan teman duduk yang shalih dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi ia akan memberimu minyak wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi ia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” HR. Bukhari No. 2101, Muslim No. 2628 Wahai saudariku, demikianlah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan petunjuk kepada kita agar senantiasa memilih teman-teman yang shalih dan waspada dari teman-teman yang buruk. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan contoh dengan dua permisalan ini dalam rangka menjelaskan bahwa seorang teman yang shalih akan memberikan manfaat bagi kita di setiap saat kita bersamanya. Sebagaimana penjual minyak wangi yang akan memberikan manfaat bagi kita, berupa pemberian minyak wangi, atau minimal jika kita duduk bersamanya, kita akan mencium bau wangi. Manfaat Berteman dengan Orang yang Shalih Berteman dengan teman yang shalih, duduk-duduk bersamanya, bergaul dengannya, mempunyai keutamaan yang lebih banyak dari pada keutamaan duduk dengan penjual minyak wangi. Karena duduk dengan orang shalih bisa jadi dia akan mengajari kita sesuatu yang bermanfaat untuk agama dan dunia kita serta memberikan nashihat-nashihat yang bermanfaat bagi kita. Atau dia akan memberikan peringatan kepada kita agar menghindari perkara-perkara yang membahayakan kita. Teman yang shalih senantiasa mendorong kita untuk melakukan ketaatan kepada Allah, berbakti kepada orang tua, menyambung tali silaturrahim, dan mengajak kita untuk senantiasa berakhlak mulia, baik dengan perkataannya, perbuatannya, ataupun dengan sikapnya. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman duduknya, dalam hal tabiat dan perilaku. Keduanya saling terikat satu sama lain dalam kebaikan ataupun yang sebaliknya. Bahjah Quluubil Abrar, 119 Jika kita tidak mendapat manfaat di atas, minimal masih ada manfaat yang bisa kita peroleh ketika berteman dengan orang yang shalih, yaitu kita akan tercegah dari perbuatan-perbuatan jelek dan maksiat. Teman yang shalih akan selalu menjaga persahabatan, senantiasa mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan, berusaha menghilangkan keburukan. Dia juga akan menjaga rahasia kita, baik ketika kita bersamanya maupun tidak. Dia akan memberikan manfaat kepada kita berupa kecintaannya dan doanya pada kita, baik kita masih hidup maupun setelah mati. Bahjatu Quluubil Abrar, 119 Wahai saudariku, sungguh manfaat berteman dengan orang yang shalih tidak terhitung banyaknya. Dan begitulah seseorang, akan dinilai sesuai dengan siapakah yang menjadi teman dekatnya, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل “Seseorang itu menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927 Bahaya Teman yang Buruk Jika berteman dengan orang yang shalih dapat memberikan manfaat yang sangat banyak, maka berteman dengan teman yang buruk memberikan akibat yang sebaliknya. Orang yang bersifat jelek dapat mendatangkan bahaya bagi orang yang berteman dengannya, dapat mendatangkan keburukan bagi orang yang bergaul bersamanya. Sungguh betapa banyak kaum yang hancur karena sebab keburukan-keburukan mereka, dan betapa banyak orang yang mengikuti sahabat-sahabat mereka menuju kehancuran, baik sadar ataupun tidak sadar. Bahjatu Qulubil Abrar, 120 Oleh karena itulah, sungguh di antara nikmat Allah yang paling besar bagi seorang hamba yang beriman adalah Allah memberinya taufiq berupa teman yang baik. Sebaliknya, di antara ujian bagi seorang hamba adalah Allah mengujinya dengan teman yang buruk. Bahjah Qulubil Abrar, 120 Berteman dengan orang shalih akan memperoleh ilmu yang bermanfaat, akhlak yang utama dan amal yang shalih. Adapun berteman dengan orang yang buruk akan mencegahnya dari hal itu semua. Jangan Sampai Menyesal Allah Ta’ala berfirman وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا “Dan ingatlah hari ketika itu orang yang dzalim menggigit dua tangannya, seraya berkata “Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan sifulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.” QS. Al Furqan 27-29. Sebagaimana yang sudah masyhur di kalangan ulama ahli tafsir, yang dimaksud dengan orang yang dzalim dalam ayat ini adalah Uqbah bin Abi Mu’ith, sedangkan si fulan yang telah menyesatkannya dari petunjuk Al Qur’an adalah Umayyah bin Khalaf atau saudaranya Ubay bin Khalaf. Akan tetapi secara umum, ayat ini juga berlaku bagi setiap orang yang dzalim yang telah memilih mengikuti shahabatnya untuk kembali kepada kekafiran setelah datang kepadanya hidayah Islam. Sampai akhirnya dia mati dalam keadaan kafir sebagaimana yang terjadi pada Uqbah bin Abi Mu’ith. Adhwa’ul Bayan, 6/45 Begitulah Allah Ta’ala telah menjelaskan betapa besarnya pengaruh seorang teman dekat bagi seseorang, hingga seseorang dapat kembali kepada kekafiran setelah dia mendapatkan hidayah islam disebabkan pengaruh teman yang buruk. Oleh karena itulah sudah sepantasnya setiap dari kita waspada dari teman-teman yang mempunyai perangai buruk. Penutup Wahai saudariku, ingin ku kutipkan sedikit nashihat yang semoga bermanfaat untukku maupun untuk dirimu. Nashihat ini berasal dari seorang ulama bernama Ibnu Qudamah Al Maqdisiy “Ketahuilah, Sungguh tidaklah pantas seseorang menjadikan semua orang sebagai temannya. Akan tetapi sepantasnya dia memilih orang yang bisa dijadikan sebagai teman, baik dari segi sifatnya, perangainya, ataupun apa saja yang bisa menimbulkan keinginan untuk berteman dengannya. Sifat ataupun perangai tersebut hendaknya sesuai dengan manfaat yang dicari dari hubungan pertemanan. Ada orang yang berteman karena tujuan dunia, seperti karena ingin memanfaatkan harta, kedudukan ataupun hanya sekedar bersenang-senang bersama dan ngobrol bersama, akan tetapi hal ini bukanlah tujuan kita. Ada pula orang yang berteman untuk tujuan agama, dalam hal ini terdapat pula tujuan yang berbeda-beda. Di antara mereka ada yang bertujuan dapat memanfaatkan ilmu dan amalnya, ada pula yang ingin mengambil manfaat dari hartanya, dengan tercukupinya kebutuhan ketika berada dalam kesempitan. Secara umum, kesimpulan orang yang bisa dijadikan sebagai teman hendaknya dia mempunyai lima kriteria berikut Berakal cerdas, berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bid’ah dan tidak rakus terhadap dunia. Kecerdasan merupakan modal utama. Tidak ada kebaikan berteman dengan orang yang dungu, karena orang yang dungu terkadang dia ingin menolongmu tapi justru dia malah mencelakakanmu. Akhlak baik, hal ini juga sebuah keharusan. Karena terkadang orang yang cerdas jika ia sedang marah dan emosi dapat dikuasai oleh hawa nafsunya. Maka tidaklah baik berteman dengan orang yang cerdas tapi tidak berakhlak. Sedangkan orang yang fasiq, dia tidaklah mempunyai rasa takut kepada Allah. Dan orang yang tidak mempunyai rasa takut kepada Allah, kamu tidak akan selamat dari tipu dayanya, disamping dia juga tidak dapat dipercaya. Adapun ahli bid’ah, dikhawatirkan dia akan mempengaruhimu dengan jeleknya kebid’ahannya. Mukhtashor Minhajul Qashidin, 2/ 36-37 Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat untukku dan untukmu saudariku… Amiin … *** Penyusun Latifah Ummu Zaid Murajaah Ustadz Ammi Nur Baits Rujukan Bahjatu Qulubil Abrar, syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy, Maktabah Al Imam Al Wadi’iy, Shan’aa Adhwa’ul Bayan, Muhammad Al Amin Asy-Syinqithi, Darul-Fikr lith-thoba’ah wan-nasyr wat-tauzi’, Beirut Maktabah Asy-Syamilah Mukhtashor minhajul Qashidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisiy. Maktabah Asy-Syamilah
Seseorang tergantung pada keadaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah kalian siapa yang akan menjadi teman karib kalian Karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya." (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42) Keutamaan memiliki teman bergaul yang baik di dunia.
Sulit dipungkiri, pertemanan pasti memengaruhi sifat dan sikap seseorang. Lingkungan pertemanan yang baik, maka seseorang akan baik. Sebaliknya, bila lingkungan pertemanan buruk maka akan buruklah sifat dan sikap seseorang. Teman yang baik maka akan semakin banyak ilmu, hikmah, serta manfaat yang diperoleh. Maka di stulah, letak pentingnya mempertimbangkan kualitas lingkungan pertemanan. Bukan hanya memperbanyak SAW pernah berpesan bahwa ukuran ketaatan seseorang bisa dilihat dari kualitas pada teman yang dimilikinya. “Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat.” Abu Dawud.Saatnya memilih teman yang baik. Karena zaman sekarang, banyak yang mengaku teman di saat senang. Tapi ada pula teman yang hilang di saat susah. Jadi harus hati-hati dalam memilih pertemanan. Tidak semua teman yang ada di grup WA itu baik. Tidak semua teman di media sosial itu baik. Karena itu sikap dalam berteman sangat penting. Bila bermanfaat maka temanilah. Bila tidak bermanfaat maka jauhilah dengan segala teman pada saat senang itu sangat mudah. Tanpa dicari pun mereka akan banyak datang menghampiri kita. Namun sebaliknya, ketika kita dalam keadaan sulit, yakinlah hampir semua teman akan pergi meninggalkan kita. Jika tersisa, itu pun hanya teman yang memang ikhlas mau berteman dengan kita. Orang-orang yang jujur dalam berteman. Teman yang tidak munafik dalam kondisi dan situasi apapun. Teman yang memilih teman yang baik di era media sosial. Bila perlu, hanya memiliki seorang teman jujur dan baik dalam segala kondisi itu jauh lebih baik. Daripada punya banyak teman namun tidak bermanfaat. Apalagi hanya teman-teman yang doyan gibah, fitnah, bahkan gosip. Jauhi dan tinggalkan lingkungan pertemanan yang memilih teman yang baikSilakan diingat, siapa sih teman kita yang baik dulu?Mungkin ada, mungkin pula tidak. Mungkin banyak teman yang datang di saat kita senang. Tapi gilirann kita terjungkal, tidak sedikit teman yang tertawa dan membicarakannya di belakang. Tanpa merasa bersalah dan prihatin sedikit pun lalu tetap mengaku teman. Maka di momen lebaran ini, saatnya memilah dan memilih teman yang baik. Caranya sederhana, carilah teman yang solih, teman yang bermanfaat, dan teman yang bertindak positif. Jika ada, pertahankan. Jika tidak ada, di mana pun, pasti memberi pengalaman dan pelajaran yang berbeda. Maka harus hati-hati dan waspada. Karena tidak sedikit pertemanan yang buruk di zaman begini. Agar tidak tertular kebiasaan negatif pertemanana. Maka saatnya memilih teman yang baik, yaitu 1 teman yang taat ibadah, 2 teman yang mendukung dalam kebaikan, 3 teman yang amanah, 4 teman yang jujur dalam segala keadaan, 5 teman yang bisa mengajak kepada kegiatan positif, dan 6 teman yang menjaga silaturahim dalam bermanfaat. Bukan teman yang hanya jago ngomong tanpa bisa berbuat. Apalagi teman-teman penggibah dan pemfitnah. Jauhi dan tinggalkan saja, toh kita tidak hidup dari mereka. Ada teman yang ngomong baik saat di depan kita. Tapi ada teman yang menebar aib dan menikam saat di belakang jumlah teman yang kamu miliki mungkin terlalu banyak jika kamu menghitungnya. Akan tetapi. Mereka akan menjadi sedikit ketika kamu dalam keadaan sulit Ali bin Abi Thalib RA.
TikTokvideo from najahe_ (@najahtridasa): "Rasulullah SAW bersabda: "Seseorang tergantung pada agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa yang dia jadikan sebagai teman dekat." #itikaf". suara asli - bollyjaanam.

Dalam pertemanan kadang kita menganggap seorang teman itu menjadi dekat karena sudah lama kenal dengannya. Namun, belum tentu teman kita menganggapnya sama, mungkin dia tidak merasa kita sudah benar-benar dekat dengannya. Hal itu pun membuat kamu jadi kecewa. Nah, tapi ada tanda-tandan kalau dia benar-benar teman dekat kamu atau tidak. Berikut adalah 5 tanda seseorang tidak menganggap kamu sebagai teman dekatnya. 1. Tidak pernah cerita tentang pribadinya Kalau dia memang teman dekat kamu, pasti akan menceritakan apa saja hal-hal pribadinya walaupun itu bukan cuma masalah. Sedangkan kamu mungkin sering bercerita kepadanya urusan pribadimu ataupun persoalan cinta. Berarti dia memang bukan teman dekatmu. 2. Tidak tahu tentang dirimu Seorang teman dekat itu pasti tahu apa yang kita suka atau enggak, karena memang dia sering melihat dan mengamati kita setiap waktu. Misalnya, dia tahu apa makanan favorit sampai film kesukaan kita. Namun, kalau dia tidak tahu tentang dirimu itu, maka dia bukanlah teman dekatmu yang memang tidak mencari tahu siapa dirimu lebih lanjut. 3. Tidak pernah jalan denganmu Teman dekat itu pasti sering dong jalan kemana-mana hanya berdua saja. Contohnya, seperti sering nongkrong bersama, ke mall, atau nonton film. Tapi kalau kamu selama ini berteman dengannya dan tidak pernah menghabiskan waktu bersama, jangan dulu anggapnya sebagai teman dekat kamu. 4. Berbicara dengan bahasa formal atau kaku Kamu juga bisa mengetahui seseorang itu teman dekatmu dari gaya bicaranya. Biasanya seorang teman dekat itu saat ngobrol denganmu menggunakan bahasa yang santai, ringan, dan juga ada humornya. Begitu juga sebaliknya, dia yang tidak menilai kamu sebagai teman dekatnya cenderung berbicara dengan bahasa yang formal. Jika kamu tahu dia memang bukan teman dekatmu, lebih baik jangan lagi mencoba dekat dengannya. Karena nanti kamu akan selalu merasa dijauhi. 5. Tidak memberitahu kamu saat ada masalah Ketika dia ada sebuah masalah, tapi kamu orang yang terlambat tahu akan hal itu. Bahkan, kamu tahunya dia mendapat masalah itu dari orang lain. Kalau dia memang teman dekatmu, seharusnya kamu adalah orang pertama yang dia cari untuk curhat denganmu. Nah, itulah 5 tanda seseorang tidak menganggap kamu sebagai teman. Penting untuk mengetahui dia adalah teman dekatmu atau tidak. Karena jangan sampai selama ini kamu sudah menganggapnya sebagai teman dekat, padahal dia tidak menganggapnya demikian.

.
  • 15gug5aalp.pages.dev/663
  • 15gug5aalp.pages.dev/23
  • 15gug5aalp.pages.dev/818
  • 15gug5aalp.pages.dev/198
  • 15gug5aalp.pages.dev/334
  • 15gug5aalp.pages.dev/108
  • 15gug5aalp.pages.dev/153
  • 15gug5aalp.pages.dev/465
  • 15gug5aalp.pages.dev/349
  • 15gug5aalp.pages.dev/195
  • 15gug5aalp.pages.dev/450
  • 15gug5aalp.pages.dev/635
  • 15gug5aalp.pages.dev/462
  • 15gug5aalp.pages.dev/331
  • 15gug5aalp.pages.dev/840
  • seseorang tergantung teman dekatnya