SyaratnyaCuma satu yakni kamu memiliki naskah yang sudah siap untuk diterbitkan kemudian kamu kirim langsung ke kami (softcopy) dengan format Ms word, Times new roman, font 12, spasi 1 (lengkap dengan identitas kamu ya, juga no. HP yang bisa dihubungi, dsb) kirim lewat email ke penerbituwais@ kamu akan mendapatkan konfirmasi dari
Proses Penerbitan Buku Anda Menerbitkan Buku, Cetak Buku murah dan terpercaya untuk Perorangan/Individu, Universitas, Novel, Buku Ajar, Kumpulan Cerpen Dll. Reativ Publisher merupakan salah satu Penerbit indie terbaik dan terpercaya di Indonesia, salah satu Penerbit bagus dan Profesional untuk menerbitkan karya anda. Semua karya yang masuk ke Reativ pasti akan terbit, dan dengan pengerjaan yang cepat dan amanah, tim kami juga akan selalu update terkait perkembangan naskah penulis. Salah satu Paket lengjap penerbitan yang paling banyak penulis ambil adalah paket berikut ini Paket lengkap Penerbitan. Penerbit Reativ juga menawarkan jasa cetak buku dengan system POD dan dengan kwalitas premium dan bergaransi Apabila ada cacat produksi kami ganti baru. Misal untuk buku dengan jumlah halaman 100 halaman, harga cetaknya hanya Rp itu sudah termasuk plastik pembungkusnya Finishing cover, jilid, wrapping plastik. Dan bila anda cetak banyak, kami akan memberi potongan harga untuk anda. Jadi buku anda sudah seperti yang dijual di Gramedia. Untuk DAFTAR HARGA CETAK BUKU REATIV PUBLISHER Reativ Publisher merupakan salah satu dari Penerbit Indie terbaik dan terpercaya di Indonesia, salah satu Penerbit bagus dan Profesional untuk menerbitkan karya anda, dan Reativ Publisherpun sudah terdaftar di Perpusnas, jadi anda tak perlu lagi khawatir untuk mempercayakan karya anda pada kami. Untuk melihat Testimoni para client kami dapat klik Testimoni Menerbitkan Buku, Cetak Buku murah dan terpercaya untuk Perorangan/Individu, Universitas, Novel, Buku Ajar, Kumpulan Cerpen Dll Jangan bingung dan jangan ragu lagi. Reativ Publisher atau yang lebih dikenal dengan Penerbit Reativ yang merupakan salah satu Penerbit indie Terbaik dan Terpercaya di Indonesia, menyediakan layanan cetak buku murah , paket penerbitan yang meliputi desain cover, editing/layout, ISBN dll kami melayani client dari seluruh indonesia dengan pelayanan prima, mulai dari konsultasi penerbitan, konsultasi penjualan buku dll. Mau Menerbitkan Buku dan Cetak Buku murah dan terpercaya untuk Perorangan/Individu, Universitas, Novel, Buku Ajar, Kumpulan Cerpen Dll. Sedikit maupun banyak, kami siap melayani. Kami telah melayani client dari seluruh Indonesia seperti Malang, Bandung, Jakarta, Surabaya, Batam, Riau, Kalimantan, sumatera, Bali serta kota-kota lain di seluruh Indonesia. hubungi kami via WA di Nomor 082332982636. Cara menerbitkan buku pun sangat mudah dan tidak ribet. Untuk syarat menerbitkan buku, anda bisa membacanya disini. Buku anda akan dikerjakan oleh Team kami dengan profesional dan kami akan terus memberitahu ke penulis perihal setiap perkembangan proses naskahnya. Karena bagi kami kepuasan client merupakan prioritas utama kami. Sehingga kami tidak ingin membuat kecewa para client kami. semoga kami dapat terus memberi pelayanan yang prima kepada anda. Mungkin anda pernah memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan dengan penerbit indie yang menerbitkan buku anda? Di Penerbit Reativ kami berusaha agar client kami yang kami anggap sebagai keluarga dapat puas dengan pelayanan yang kami berikan, karena kami merupakan penerbit yang terpercaya dan aman. Beberapa testimoni dari client kami dapat dilihat disini TESTIMONI Kami mencoba terus memperbaiki diri demi rasa kepuasan client kami. Karena bagi kami, mereka bukan hanya sekedar client. Mereka adalah sahabat dan keluarga yang harus selalu kami jaga kebahagiaannya dan kepercayaannya. Bagi kami, bisnis haruslah membuat kedua belah pihak sama – sama puas. Bila ada yang kecewa, itu bukan bisnis. Itu adalah penipuan. Jadi kami akan selalu siap menerima compline client bila merasa kurang puas dengan pelayanan kami. Bagi anda yang membutuhkan layanan kami berupa Menerbitkan Buku dan Cetak Buku murah dan terpercaya untuk Perorangan/Individu, Universitas, Novel, Buku Ajar, Kumpulan Cerpen Dll, silakan hubungi kami di jam kantor. Semoga kesehatan, kesuksesan, dan kebahagiaan selalu menyertai Naskahmu sekarang juga, hanya di Reativ Publisher Penerbit Indie terbaik dan terpercaya di Indonesia, Dengan harga paket yang ramah dan murah. Alhamdulillah .. tulisan-tulisan dalam bentuk puisi sudah terbit. Awalnya saya ragu dan malu untuk membukukan puisi-puisi saya. Kemudian lewat internet, buka-buka, mencari penerbit buku. Pilihan jatuh pada REATIV. Saya mulai komunikasi lewat WA, seperti komunikasi dengan seorang teman. Saya beranikan kirim naskah. Saya pilih paket lengkap. Beberapa pekan, buku saya terbit. Ayo teman-teman, terbitkan buku di Reativ. Ini bukan iklan.. Ibu Mursih Penulis - Guru SMP N 2 Majenang Ambil Paket Terbaik Untuk Naskah Kamu Paket Penerbitan + Website Rp. Bonus Akses Khusus Jagoan Member Area + Design Cover + Lay Out + Editing Naskah + ISBN Barcode ISBN + 11 Eks Buku Terbit + Penjualan buku versi digital di Google Play Book + Costum Website dengan alamat web sesuai keinginan Penulis + Website Bisa website buku, maupun website penulisnya misalkan atau + Mockup Promobook + Design Banner penjualan + E-Sertifikat Penerbitan Paket Lengkap Penerbitan Rp. Bonus Akses Khusus Jagoan Member Area + Design Cover+ Lay Out Naskah+ Editing Naskah+ ISBN Barcode ISBN+ 8 Eks Buku Terbit Paket Lengkap + Digital Design Rp. Bonus Akses Khusus Jagoan Member Area + 10 Eks Buku Terbit + Design Cover + Lay Out Naskah + Editing Naskah + ISBN Barcode ISBN + Ukuran Naskah Sampai B5 UNESCO + Design Mockup Promo Book + Design Banner +Convert to Many Ebook Extension + Penjualan Di Google PlayBook
Tapikalau tujuan kamu pengen segera terbit, ya terbit indie saja. Banyak kok penerbit indie yang bagus, yang kualitasnya nggak kalah sama mayor. Tapi ada jalan lain sebenarnya. Biar buku kamu punya nasib lebih bagus. Terutama kalau kamu pengen punya reputasi atau uang. Saran ini sih mungkin udah kuno. Tapi ini masih bekerja, menurut saya. Well, kali ini saya mau bahas soal penerbitan buku ah. Sekali-sekali boleh ya, sekadar berbagi juga hal yang saya tahu dari kerjaan saya sehari-hari. Barangkali juga, ada yang sekarang lagi mau nerbitin buku secara indie Saya sudah menulis 25 buku. 4 buku di antaranya adalah buku yang memuat ilustrasi saya di dalamnya. 15 buku di antaranya adalah buku antologi. Dan, 18 dari 25 buku tersebut adalah buku indie, terbit secara mandiri. Dengan jumlah yang segitu, plus sekarang kantor penerbitan tempat saya kerja juga ikut merambah dunia buku indie, maka saya anggap, saya lumayan cukup tahu soal penerbitan indie. Well, masih belum seberapa memang. But I'm on process. Beberapa kali saya menjumpai masalah soal penerbitan indie, terutama yang melibatkan para penulis baru yang mimpi-mimpinya masih begitu tinggi dan liar, dengan harapan yang begitu membuncah plus imajinasi yang kelewat mewah. Well, saya dulu juga begitu, saat memulainya. Saya punya angan menjadi penulis super hebat seperti Ika Natassa, Dee Lestari atau siapa pun yang pernah mulai usahanya dari menulis buku dan menerbitkannya secara indie dan kini meraih kesuksesan yang luar biasa. Ditambah dengan bacaan-bacaan artikel pemotivasi penulis indie, terutama dari media online luar negeri, yang mencekoki saya dan memberi gambaran, betapa menulis indie itu adalah 'pekerjaan yang wah!'. Namun, seiring waktu, saya pun belajar. Bahwa ada realita di depan mata yang nggak seindah angan. Nggak, saya bukannya mau mematahkan semangat para penulis buku indie yang sedang berusaha meraih mimpi. Tapi, saya sekadar menyajikan beberapa fakta yang harus kamu hadapi, yang pengin sukses sebagai penulis melalui jalur indie. Coba baca juga artikel saya soal beda penerbitan mayor dan penerbitan indie ini ya, sebelum kamu lanjut. Beberapa fakta mengenai penerbitan indie yang harus kamu tahu Tidak salah memang kalau kita punya mimpi. Tapi bagaimanapun, kita mesti realistis, dan jangan berharap terlalu tinggi. Karena kalau harapannya terlalu tinggi, you would hurt yourself. 1. Tanyakan motivasimu sendiri Saya pernah terlalu pengin punya buku sendiri. Hingga kemudian, dengan cepat saya berusaha menyelesaikannya. Kebetulan buku pertama saya itu adalah kumpulan flashfiction, yang saya anggap cerita-cerita di dalamnya sudah super banget waktu itu. Pokoknya keren abis, pikir saya. Sekarang? Saya rada malu bacanya *tutup muka* Ya ampun. Kayak gini loh, saking penginnya saya punya buku! Hingga saya melupakan banyak hal. Saya waktu itu sadar, bahwa flashfiction memang kurang laku diterbitkan oleh penerbit mayor, maka saya pun beralih ke indie. So, buat para penulis newbie. Apa motivasimu pengin menerbitkan buku secara indie? Pengin punya buku? Iyalah, itu pasti alasan utamanya. Tapi, please, jangan tergesa-gesa. Jangan hanya karena 'pengin buru-buru punya buku'. Sungguh, kamu bisa menyesal nanti. 2. Target pasar harus kamu kuasai Kalau penerbit mayor, biasanya mereka sudah punya pasar sendiri. Apalagi yang sudah bertahun-tahun berdiri. Mereka sudah berjuang keras untuk membangun massanya. Bagaimana dengan kamu? Berapa banyak temanmu? Berapa banyak followermu? Berapa banyak komunitas yang kamu ikuti? Berapa banyak pembaca blogmu kalau kamu punya blog? Berapa luas pergaulanmu? Karena, target pasar penulis indie merely terbatas pada teman-temanmu sendiri, saudaramu, keluargamu. Circle-mu. Itu saja, kamu mesti sadar juga. Bahwa nggak semua temanmu akan membeli bukumu. Kadang, saat kamu sedang promosi bukumu, mereka akan kasih tanggapan luar biasa. Mereka kasih jempol, likes, dan komen dengan antusias. "Keren, gan!" "Super!" "Hebat! Selamat ya!" Tapi, apakah mereka akan membeli? Belum tentu. Bisa saja mereka malah minta gratis. Pahit ya? Iya. Bisa jadi mereka hanya sekadar menyemangatimu, memberikan pujian, atau basa-basi. Tapi, buat beli bukumu, ya itu tergantung isi dompet mereka atau kebutuhan mereka. Nggak ada yang bisa tahu kan? So far, saya sudah mengamati. Buku yang dikerjakan keroyokan memang punya peluang laku lebih banyak, karena semua penulis yang terlibat akan jadi marketing. Dan karena circle-nya bisa berbeda-beda, itu berarti bisa sedikit mendongkrak penjualan. Penjualan novel kolab saya sama Orin jauh lebih baik ketimbang penjualan buku kumpulan flashfiction saya, Penyihir-Penyihir di Manik Mataku. Jelas. Orin kan punya circle sendiri, saya juga punya circle sendiri. Meski kadang ya teman Orin teman saya juga. Tapi yang kenalan sendiri-sendiri lebih banyak. Sehingga kami bisa berbagi deh. Lalu, apakah nggak mungkin ada pembeli buku dari luar circle penulis? Ya, ada. Tapi berapa persen, saya nggak bisa memastikan. Buku mayor tertolong karena kan masuk ke jaringan toko buku, baik offline or online, pun dijual dalam versi ebook. Buku indie? Mostly nggak beredar di toko buku, offline maupun online. Yang jualan ya penulisnya sendiri. Dan, penerbitnya, kalau memang penerbitnya menyediakan marketing. Ada juga yang enggak. Tapi, bukankah penerbit akan membantu promosi? Iya dong. Itu juga kewajiban mereka. Ikut mempromosikan bukumu. Ya jelas! Kalau bukumu banyak yang beli, mereka juga seneng kok. Beneran. Yakinlah, mereka berusaha semaksimal mungkin. Tapi, sebenarnya, marketing buku indie bisa dibilang sebagian besar tergantung pada si penulis. Dari semua pembeli bukumu, bisa dibilang pembeli yang didapatkan oleh penerbit itu hanya sekitar 10%-nya. 3. Butuh modal Jika di penerbitan mayor, kamu tinggal menunggu DP royalti dan royaltinya sendiri setelah akan atau selesai diterbitkan, maka di penerbitan indie, kamu mesti punya modal dulu. Ada beberapa penerbit indie yang memang mensyaratkan jumlah tertentu, tapi kayak kamu hanya perlu membeli proof cetak aja untuk meng-go live-kan bukumu di website mereka. Berapa harga proof cetaknya? Sesuai dengan harga buku yang bisa kamu tentukan sendiri. Di Stiletto Indie Book, misalnya, ada paket-paket dengan harga tertentu yang ditawarkan, yang bisa dipilih sesuai bujet kita. Di dalamnya ada berbagai fasilitas, seperti sudah termasuk jasa proofreading juga ada bukti terbit. Yang mana yang lebih bagus? Ya, masing-masing ada plus minusnya. Sesuaikan saja dengan kebutuhanmu. Di nulisbuku, misalnya, memang kamu hanya perlu 'membeli' proof cetak saja. Tapi mereka juga menyediakan jasa penyediaan ISBN, juga ada biaya marketing yang bisa kamu minta dengan tambahan biaya. Di penerbit indie yang lain, mungkin kamu harus membayar lebih mahal, tapi misalnya, sudah termasuk ISBN, promosi, bukti terbit, juga beberapa hal lainnya. Jadi, memang kamu mesti mempertimbangkan baik-baik, mau diterbitkan di mana bukumu itu. Image via Xterra Web 4. Baca Term & Condition atau MoU dengan saksama Inilah yang selalu menjadi kesalahan kita. Malas baca. Ya gitu deh. Pengin jadi penulis sukses, tapi enggan membaca. So typical hm? Padahal Term & Condition atau MoU itu penting. Di situ akan ada berbagai aturan penerbit yang harus kamu pahami dan patuhi. Kok harus dipatuhi penulis? Ya iyalah, that's how it works. Setiap penerbit kan punya aturan sendiri-sendiri. Meski kita penulis adalah customer, ya kita wajiblah mengikuti peraturan dan memahami kondisi penerbit. Kalau nggak cocok gimana? Ya, nggak papa. Bisa nego kok, atau kalau mentok ya, pindah penerbit aja Ya, kalau ada beberapa dalam poin di Term & Condition atau MoU itu dirasakan merugikanmu, kamu bisa kok menanyakannya pada pihak penerbit. Tanyakan dengan baik-baik, lalu ceritakan kondisimu dengan sebenar-benarnya. Ingat ya, semua bisa kok dibicarakan baik-baik. Nggak perlu nyolot, apalagi pakai saling mengancam. Nay nay nay. Membaca Term & Condition atau MoU dengan saksama ini penting, agar kita tahu lebih jelas di awal. Akan lebih baik memperjelas semuanya di awal, ketimbang ngomel belakangan. Perhatikan beberapa hal yang seharusnya ada dalam Term & Condition atau MoU Perhitungan royalti Berapa lama proses penerbitan Apa saja fasilitas yang kamu dapatkan Bagaimana sistem pelaporan penjualannya Bagaiman prosedur pembelian Pokoknya, perhatikan dengan saksama dan segera tanyakan jika ada yang tidak kamu mengerti. 5. Perhatikan desain bukumu So, saya mau sedikit cerita pengalaman saya sebagai seorang pembaca dan penimbun buku. Tahu kan, kalau di bagian belakang buku itu ada sinopsis, atau yang sering disebut blurb? Saat saya datang ke toko buku, atau lihat-lihat buku di toko online, atau lagi mantengin promosi buku di media sosial penerbit, sering banget saya menemui blurb yang nggak bisa menggambarkan isi buku dengan baik. Blurb hanya diisi dengan kalimat-kalimat indah, penggalan atau kutipan buku, atau endorsement yang kurang menggambarkan isi buku secara jelas. Bagaimana orang bisa tertarik membeli kalau nggak bisa membayangkan bukunya seperti apa. Juga perhatikan desain covernya juga. Really. Ini sangat penting. Jika kamu nggak bisa menceritakan 'isi' bukumu melalui blurb, maka kamu bisa melakukannya melalui cover. Saya akui, bikin blurb itu susah. Banget. Saya sendiri juga melakukan kesalahan yang sama sebenernya. Menulis blurb yang kurang representatif. So, saya sarankan, jangan sampai kamu melakukan kesalahan yang sama. 6. Royalti Tentang royalti ini cukup sensitif ya, soalnya ini masalah uang. Uang memang selalu jadi hal paling bikin riweuh deh di mana-mana. Jadi, tanyakan sejelas-jelasnya di awal mengenai royalti ini. Berapa persen yang kamu dapatkan? Berapa harga bukumu? Kapan royalti akan diberikan, dan bagaimana prosedurnya? Itu adalah 3 pertanyaan yang harus bisa terjawab terkait royalti buku. Pahami penjelasan dari penerbit ya. Tanyakan dan konfirmasikan ulang, jika kamu nggak ngerti. Mendingan dilabeli penulis banyak nanya ketimbang kita nggak jelas deh. Pihak penerbit pasti mau kok menjelaskan dengan sabar dan sampai kita benar-benar puas dengan penjelasan mereka. Yang penting, jangan sungkan untuk bertanya dan mengomunikasikan apa maumu pada penerbit. Kadang komunikasi ini memang susah sih. Namanya juga berurusan sama banyak pihak ya. Jangankan penulis sama penerbit. Suami istri loh, kadang ya nggak nyambung. *curhat, Mak?* So, sebelum kamu terjebak euforia karena bisa menerbitkan bukumu sendiri, sebaiknya kamu memang harus paham dan tahu dulu faktanya. And, just remember, di balik admin kontak penerbit indie, itu adalah orang-orang biasa yang suka bikin salah juga. Sampai di batas tertentu, kamu harus memakluminya. Semoga nggak menyurutkan semangatmu dalam menulis dan menerbitkan bukumu sendiri ya. Tulisan ini bukan ditulis dalam kapasitas saya sebagai karyawan di sebuah penerbitan. Sekadar berbagi aja sih, apa yang pernah saya lakukan sebagai seorang penulis yang, somehow, saya lebih nemu kepuasan saat buku saya terbit secara indie. Karena ya, itu buku akhirnya gue banget gitu. Saya menerbitkan buku indie biasanya karena alasan Pengin jadiin satu tulisan saya, sebagai dokumentasi gitu. Kebanyakan buku indie saya terutama yang antologi itu royaltinya malah justru didonasikan. Jadi tujuan saya memang untuk berdonasi. Sebagai portfolio Pelajaran yang saya dapatkan selama beberapa tahun ini sering menerbitkan indie adalah kalau menerbitkan buku indie demi mendapatkan uang apalagi yang banyak ... well ... kamu harus seistimewa Dee Lestari atau Ika Natassa. Kalau cuma kayak saya gini ya ... lebih besar pasak daripada tiang sih. Wakakakk. Nah, semua hal di atas memang perlu kamu tahu dulu, sebelum kamu mulai memutuskan untuk menerbitkan buku secara indie. So you can "play" along, semua berjalan lancar. Kamu jelas dengan kondisi penerbit, dan penerbit juga tahu apa maumu Semoga bermanfaat. Selamat nulis! Semangat! BukuThe Adventures of Huckleberry Fin (1885) dan Personal Memoirs of Ulysses S. Grant (1885) adalah dua buku sukses yang ditempuh lewat jalur indie. 5 | Mel Sherratt Mel Sherratt adalah penulis buku indie sukses berikutnya. Pengarang buku Taunting The Dead dan serial The Estate ini semula adalah pekerja full-time bidang pelayanan masyarakat.
Join Discovery, the new community for book lovers Trust book recommendations from real people, not robots 🤓 Blog – Posted on Wednesday, Jan 19 Indie books are books that have been self-published, or published by smaller presses. Think of them as the small business of the book economy they can produce amazing titles but often struggle to get the recognition they deserve. As a launchpad for some of today's best indie authors, Reedsy Discovery is delighted to reveal their list of top independent books from over the the inside scoop on the hottest indie titles every week? Create a free account on Reedsy Discovery and vote on the independent superstar authors of the future!Literary Fiction Indie Books1. Like a Bird by Fariha RóisínHaving been in the making for eighteen years, Like a Bird bravely and beautifully tells the story of Taylia Chatterjee, a teenager from the Upper West Side who suffers a violent sexual assault and is subsequently disowned by her old-fashioned and overbearing parents. Forced to make her own way in New York City, she builds a chosen family that ultimately gives her the space to own brush with traumatic sexual assault has driven her writing since she was twelve years old. Now, with years of activism on her resumé, she’s given the world a story about what happens after trauma, and the healing power of The Disaster Tourist by Yun Ko-eunYona has been working for Jungle — a company specializing in tours to disaster zones — for a decade, but is only now going on her first trip with a free ticket given to her as "compensation" for the sexual harassment of a senior colleague. The situation only worsens when Yona realizes that this destination, a desert island by the name of Mui, is planning to fabricate destruction in the hopes of renewing its partnership with Disaster Tourist is a bold and witty rumination on the exploitations inherent in capitalist systems. From Jungle’s abuse of its workers to the devastation of rural communities that it inspires and benefits from, Yun Ko-Eun captures the terror of irresponsible, cold-hearted corporations in this striking novel about climate You Exist Too Much A Novel by Zaina ArafatOtherness rests in layers in the unnamed narrator of Zaina Arafat’s debut, who is a queer Palestinian American woman with an eating disorder, mental illness, and an overbearing homophobic mother. Her friends called her “the terrorist” growing up, which she only noted as a repetitive microaggression as an adult. She’s diagnosed with a love addiction, which manifests itself in her longing for love from strangers, especially women she can’t have. Told in vignettes that span time and space from childhood to adulthood, New York to Palestine, You Exist Too Much is a series of continual longings for a new something that will finally go right. It’s a dynamic and moving story of growing up and finding yourself in conflict with your family’s religion, struggling with codependency and rejection in society, but still holding onto your hope and humanity on a never-ending search for Scorpionfish by Natalie BakopoulosThe unexpected deaths of her parents brings Mira back to her childhood home in Athens, Greece, where she meets her new neighbor, a recently-landed sea captain. As the two characters get to know one another, we the readers get to see their lives, loves, and pasts unravel from each of their stripped-down prose and beautiful details beyond white-sand beaches and holiday destinations, Scorpionfish makes for one of our favorite indie books, showing us Greece for what it is a country with a history larger than life, but which is now suffering from a continual economic crash and a rising refugee crisis. As her characters move through the city, Bakopoulos gives us a tour through the Greece she knows without straying from the heart of the story finding what we’re looking for in what we’ve left What Happens at Night by Peter CameronA couple’s trip to Europe to adopt a baby turns awry as the cancer-ridden wife weakens by the traveling, and the husband worries about whether the orphanage would give them the baby given this. But, as they check in at their hotel, the baby slowly becomes the least of their worries. The couple begins to question themselves and their own relationship as they encounter a pathologically lying lounge singer who tries to convince them that the adoption is not what the couple a dream-like, ghostly trip through Eastern Europe, What Happens at Night explores the relationship between love and terminal illness, and how something like cancer can affect what it means to have a marriage or a Unsettled Ground by Claire FullerDot is the mother of fifty-one-year-old twins Jeanie and Julius. They’ve always lived together in rural England, sharing a cottage and growing all they need to survive in their garden. So when Dot dies unexpectedly, Jeanie and Julius’s lives are turned upside down. As the landlord takes the property back and the twins struggle to find work and a new place to live, they juggle the idea of independence from one another for the first time in fifty-one years. On top of it all, secrets about their mother’s life start to surface, changing everything they’ve ever Unsettled Ground, Fuller challenges the idea of rural poverty. What looks like poverty to an outsider is home to Jeanie and Julius. And while the people around them continue to outcast Jeanie and Julius, Fuller invites readers into their lives with beautifully descriptive language and vivid Cassandra at the Wedding New York Review Books Classics by Dorothy BakerCassandra and Judith have been inseparable since birth — or even earlier, seeing as they’re identical twins. As adults, they live on opposite sides of the United States, Judith in New York, and Cassandra in Berkeley, California. Both are wildly intelligent women who know they can have anything they want; Cassandra is getting her master’s degree while Judith is bringing her fiancé, a doctor from Connecticut, home to California for their wedding. Everything seems to have fallen into place for these women, and yet Cassandra is determined to ruin Judith’s at the Wedding, one of the older indie books on this list, follows the title character, a gay, miserable, highly intelligent, self-aware woman who sees her sister as a kind of alter ego living a life she could easily have lived. But as it turns out, Cassandra isn’t marrying the doctor. As noted in the afterword by Deborah Eisenberg, Cassandra at the Wedding turns the notion of finding our other halves on its The Sick Box by Matthew FriesWhat’s a sick box, you might be wondering? Simply put, it’s a collection of items given to the dying to comfort them and deliver their last rites. But, well, matters get a bit complicated when Karen’s sick box ends up with the Matthews’ family — fulfilling an ancient prophecy and giving Karen a chance to start over by possessing the Matthews’ youngest daughter, Mallory. Meanwhile, Ben and Dana Matthews are over there wondering why their daughter is acting so… weird all of a sudden. Witty, irreverent, and ingeniously plotted, Matthew Fries’ laugh-out-loud-funny debut novel is a must-read for anyone who loves a black comedy along the lines of Good Omens. Even when everything in the novel is up in the air, one thing’s for certain you’re sure as Hell itself to get a rollicking ride out of it.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Michelle Hogmire9. Loudermilk Or, The Real Poet; Or, The Origin of the World by Lucy IvesIt’s 2003 and Troy Augustus Loudermilk is about to start his residency at The Seminars, America’s most prestigious creative writing program. He was accepted to the program for his stand-out poetry, but the thing is, Loudermilk has never written a poem in his life. He is, however, good-looking. His friend Harry, on the other hand, is a brilliant poet without the brawns Loudermilk has. With the combination of Harry’s eloquence and Loudermilk’s looks, the pair believes that they can rule the poetry field Harry will get published, and Loudermilk will get the Loudermilk to see the students at The Seminars track their submissions to literary journals on wall charts, protest over symbolic pigeons, and compete in a poetry competition. Lucy Ives’s wit makes this book a contemporary satire on writing programs and the competition they foster between writers across all kinds of backgrounds. This is one of those must-read indie books for anyone who has taken, or wants to take, a creative writing class. 10. Permafrost by Eva BaltasarIn hallmark literary fiction style, Permafrost features an unnamed narrator who is living a very different life than those of the other women in her family. Rather than marrying a good man, having children, and living out her days in domestic paradise, our narrator spends her time traveling and exploring all that life has to offer. She’s also a lesbian; her sexuality is an anomaly that her aunts and sisters like to discuss. Permafrost portrays these family dynamics from a queer point of view, challenging usual roles and expectations but also exploring the depressing — and even suicidal — qualities of such confines on our lives. In shimmering, lyrical prose that is no doubt an offspring of Eva Baltasar’s background in poetry, Permafrost offers a different perspective on being and Life in the Chastity Zone Chastity Series by Holly BrandonWe’ve got wedding bells, a psychic, an affair, and a doctor in engineering. Dr. Chastity “Chase” Morgan is ready for marriage and kids. She dreams of the perfect American family and white picket fence. She’s even saving herself for marriage so nothing can derail her plans. But when her fiancé leaves her suddenly for another woman, and a psychic tells her she’s better off diving into the dating world anyway, Chase has to decide what’s important to her, and what’s realistic.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Sigy George12. Open Water by Caleb Azumah NelsonA photographer and a dancer walk into a bar in London, and, well, fall in love. But it’s not quite that simple. Both are Black British, and that means they live in constant anxiety and vigilance in a society that never quite settles on whether it embraces or rejects them. How do you fall in love when all your energy goes into surviving?Open Water is a Black love story that showcases the multiple facets of people who are seen in stereotypes. When Black people are revered for being strong, masculine, and stoic, Open Water gives us vulnerability and love. Caleb Azumah Nelson makes his fictional debut by putting to words the terrors and frustrations, as well as the joys and power of being Black and creating art in our current A Kind of Freedom by Margaret Wilkerson SextonFollow three generations of a family in this short but richly layered saga. We begin with Evelyn, daughter in a well-off family of Creole descent, living in post-World War II New Orleans. She falls in love with a poor Black man who hopes to study medicine and gives birth to her daughter Jackie. In the 80s, Jackie goes on to have her own family with a man struggling with addiction. Jumping to the year 2010, as New Orleans is ravaged by Hurricane Katrina, we see Jackie’s son, TC, at a turning point in his life. Though each generation has its own complex circumstances and obstacles to overcome, the harsh realities of systemic racism cast a long shadow over their care for her characters and their voices makes for an exquisite and nuanced multigenerational narrative arc about the endurance of a Black family in the South. A Kind of Freedom offers a look at what it means to navigate choppy waters while also carrying the hurt and hopes of your family with you."14. You Can See More From Up Here by Mark GuerinWalker Maguire is in the middle of his life by the time he is summoned back to his hometown to see his dying father. Standing by his deathbed, Walker can’t help but be tugged back to 1974 and that fateful summer at the auto factory when he was the only witness to an explosive fight — and the aftermath of it that held lifelong ramifications for racial tensions at the factory, Walker’s understanding of his own privilege, and an irrevocable rift between father and son. Sharply observed and rich with emotion, You Can See More From Up Here is a wrenching portrayal of the chasm between the secrets we keep and the lies we tell. Most of all, it asks what happens when the past comes alive — and how it haunts us in the present.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Kristiana Reed15. Only the Strong by Jabari AsimWe’re in the 1970s, Martin Luther King Jr. has just been assassinated, and things are starting to change in America. Through the eyes of Lorenzo “Guts” Tolliver living in the fictional Midwestern city of Gateway City, we get a front-row seat to the unraveling of these changes. As Lorenzo quits his job as a professional leg-breaker and adopts the words of Reverend King, he also encourages others in his circle to change their lifestyle. Featuring a lively and diverse cast of characters, Only the Strong expertly showcases what it’s like for a community to slowly rise to a rolling boil and demand change. With its compelling portrait of Black life in urban America, this acclaimed novel has taken on an added layer of poignancy in the light of recent historical events surrounding police The Hottest Dishes of the Tartar Cuisine by Alina BronskyWhen Rosa’s seventeen-year-old daughter Sulfia is pregnant, she tries every home remedy under the sun to end the pregnancy. But when it all fails and the baby is born, Rosa falls head over heels for her. So in love is she with her granddaughter that Rosa would do anything — lie, manipulate, and even attempt suicide — just to stop Sulfia and her daughter from moving Hottest Dishes of the Tartar Cuisine might be one of the more shocking indie books on this list, featuring an unlikeable anti-hero protagonist, and we’re here for it. This family drama is a wild ride of absurdity overcasting a real sense of tragedy. Underneath Rosa’s overbearing obnoxiousness, we learn, is a survivor of tragedy and trauma. However misguided she may be, at the end of the day, she’s only trying to keep the same misfortune away from her own daughter and Florence in Ecstasy by Jessie ChaffeeIn leaving Boston for Florence after a bout of starvation that has left her physically and mentally exhausted, Hannah hoped to discover the arts and culture of this exciting, romantic city. What she didn’t expect to find is a hub of high fashion that reveres starvation as a means to uphold strict beauty standards and achieve sainthood. As it turns out, the city is haunted by the story of Saint Catherine, a woman who starved herself to death in a quest to find ecstasy under what she swore was God’s direction. Combining mesmerizing, layered images of Italy with the challenges of living with a disorder that society sadly reinforces, Florence in Ecstasy is both an exploration of culture and a sharp, lyrical discussion of womanhood, alongside its pressures and struggles. If you’re looking for Eat, Pray, Love with a fictional twist, look no What Pretty Gets You A Novel by Chandra Hoffman by Chandra HoffmanTwo women’s lives intertwine in this electrifying debut novel when 19-year-old Maia follows a handsome stranger on a whim to Boulder, Colorado to become the helper to the bed-ridden woman whose husband she’s having an affair with. That the two women form an unlikely but deep friendship is a surprise to both of them — but whether they can survive the explosive lie at the heart of their relationship is another question altogether. Chandra Hoffman flips the tired affair plot on its head by focusing on the relationship between the two women at the heart of the love triangle. This is a raw and masterfully written book about the bonds of family, female friendship, and the extent to where prettiness can get you.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Sacha T. Y. Fortuné19. Who Was Changed and Who Was Dead by Barbara ComynsA flood runs through a small English village, and as ducks swim through drawing windows and gardens are drowned, people are also going insane. First the miller drowns himself, while the butcher slits his own throat. Even the animals are falling victim to these self-inflicted deaths. What’s happening in this community? Well, no one quite knows for sure. Barbara Comyns takes this horror story of a massive tragedy and tells it in dark but poetic prose. Her storytelling comes in rushes and ebbs just like the river that terrorizes the story’s central village. In a somber but magnetic fashion, Who Was Changed and Who Was Dead is one of the more bizarre and thoughtful indie books we’ve read recently, showing a world that is at once comforting and dangerous, beautiful and disgusting. Looking for something new to read? Trust real people, not robots, to give you book recommendations. Or sign up with an email address 20. A Spare Life by Lidija DimkovskaIt’s 1984 in Yugoslavia. Zlata and Srebra are twelve years old, and there’s nothing too incredibly distinctive about them. Oh, except that they’re conjoined twins, attached at the head. While their country is divided, the twins are literally stuck together. This, of course, comes with a lot of staring, ostracising, and fighting for independence. The twins experience love affairs as well as personal and public tragedy in the years before they travel to London for a separation surgery, all of which is told through this very vivid Dimkovska is a master poet, and it shows in A Spare Life. Juxtaposing the fragmenting Yugoslavia with the immutable attachment of the twins, she offers a poignant observation of the unsettling social changes at the end of the Cold War, as well as the rough changes of growing up. Far from gimmicky and sensationalist despite starring such a head-turning set of protagonists, A Spare Life is ultimately a truthful, moving story about love and Guapa A Novel by Saleem HaddadIn an unnamed Arab country that is staunch in its views of gender, Rasa and his non-binary friends are on a search for contentment. One night, while Rasa's grandmother catches him in bed with his boyfriend, his friend Maj is being arrested, supposedly because of his activism. Guapa follows Rasa in the next 24 hours of his life where he travels through the city with his thoughts, at once worried about his grandmother's judgment and reeling from the thought of losing his friend. The further he goes and the more people he meets, the more he comes to terms with his identity and the burdens that it comes with. This story of love, acceptance, and survival in a city that hates you is an exceptional debut from Hearts We Leave Behind A Novel by Myriana MerkovicSisters Stella, Daisy, and Willow grew up in rural Appalachia without much extra to go around. But now, as adults, they’ve all taken different paths. Stella might be lonely, but she’s wealthy and has all the things she’s ever dreamed of having. Daisy may never have left home, but she’s happy talking to plants in her emerald forest. And Willow makes her living as a psychiatrist, something she’s practically been doing since she was ten. So when Stella has a heart transplant, she’s surprised that she wants to do something she hasn’t done in eighteen years go tale of sisters shows us how family is always there, even after eighteen years apart, and material possessions aren’t necessarily what makes someone successful.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Megha Chakraborty23. Almost Crimson by Dasha KellyGrowing up with an absent father, Crimson, who goes by CeCe, is very young when she has to start coping with her mother’s depression. It seems her mother is always in bed, always crying. CeCe calls it the Sad. Now, as a young woman, CeCe is the sole caregiver to her mother — an identity that she has grown into and struggles to see beyond. Not that she has a choice in going beyond; what would happen to her mother if she left?Told through present-day scenes and flashbacks, Almost Crimson is a story of becoming. The novel follows CeCe as she becomes a woman, independent and compassionate for not only others, but for herself. Almost Crimson not only explores how we are shaped by our parents, but how our parents are shaped by Coyote Songs by Gabino IglesiasThe people of the American Southwest are fed up, and they are looking to old gods and ghosts to lead them and save the soul of the region. From colonizer blood rituals to smuggling children across the border with the help of the Virgin Mary, a vengeful spirit roams the pages of these connected Songs is one of those indie books with a strong story of family, revenge, and, even though at times it may not seem like it, hope. What does it take to return a nation to glory? And what happens if that mission fails? 25. Dogs with Bagels by Maria Elena SandoviciLiliana is a hard-working New Yorker who never believes she is doing enough. She wants a luxurious life in the city — but she can’t even afford her apartment’s rent, living on bagels and coffee. Meanwhile, her mother is unexpectedly reunited with her estranged husband, who re-enters the picture offering equally unexpected generosity. Liliana and her mother are both forced to accept help after years of denying it, while coming face-to-face with past mistakes and bad judgement calls. Dogs with Bagels is a tale of a mother and daughter living out an American dream that turns more nightmarish. Along the way, we get to explore female friendships, what it takes to survive in one of the most expensive cities, and what to do when an ex shows up out of Holy Island A DCI Ryan Mystery The DCI Ryan Mysteries Book 1 by LJ RossIt’s a few days before Christmas, and Detective Ryan has settled into his new routine on Holy Island, where he's retreated from the mainland of England while on a forced sabbatical. But when a young woman turns up dead on the island, Detective Ryan has no choice but to conduct the investigation. Working alongside Dr. Anna Taylor who grew up on the island, they must find the murderer hiding in plain sight among the few citizens of Holy Island. This classic self-published whodunit is lightly salted with romance and humor to keep you moving through the fast-paced Speculative Fiction27. Trafik by Rikki DucornetIn a post-Earth universe, Quiver — a descendant of modern humans gestated in a carbon envelope on the Moon — and her robot companion Mic are asteroid miners. But when an argument between them leads to the destruction of their cargo, the pair goes rogue, heading for the fabled, idyllic planet their adventures, the pair spend a lot of time reminiscing about a life they never had — a life on Earth, patched together with whatever records they could find of Quiver’s home planet. They think about what it would have been like to look up at the stars, sit in a boat in the middle of the ocean, wander the city streets under the lights, or even wade through rubble after a war. The lighthearted prose of this post-apocalyptic sci-fi is a masterclass in absurdity, which makes it one of our favorite indie This Savage Sea by A P WalstonIf Markus had known possession of the Pirate King's map would be this much trouble, he would have told Anna to burn it all those years ago. Now he’s being detained by marshals, and Anna has to save her brother. She brings along some help, but what Anna and Markus don’t know is that this new companion is after what they have, waiting for the right moment to this action-packed story of revenge, righting wrongs, and family ties, no one knows who they can trust, or what’s waiting for them around the bend.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Becca Mionis29. Kalpa Imperial The Greatest Empire That Never Was by Angélica GorodischerKalpa Imperial features a fictional empire that has risen and fallen quite a lot of times. The expansive storytelling is what makes this book an instant favorite among readers. We’re given the past, present, and future of this empire through present scenes, oral history, and political rivalries. Over a large time span, the novel takes you through the peaks and troughs of this empire, where political systems are overturned, and what was once known as historical fact has turned into Ursula K. Le Guin translating for the Argentine author, Angélica Gorodischer, it’s not hard to see why this exquisitely built world can immediately pull readers Earthly Bodies by Susan EarlamIn the far future, Earth is devastated and a small crew is sent into space to find a better home. Aboard the ship with them are the MAGIE Mindful, Able, Genderless, Inter-operable Entities and an uninvited visitor who’s silently come with. And on top of it all, passengers seem to start getting very sick out of nowhere. A keen social commentary reminiscent of John Wyndham’s Day of the Triffids, Earthly Bodies skillfully balances science fiction against eco-horror. In Earthly Bodies, artificial intelligence isn’t the menace to the survival of humankind — nature is.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Michelle Hogmire31. The Man Who Spoke Snakish by Andrus KivirähkLeemet is a young boy who is given the task of saving tradition in a modernizing world. Hailing from a hunter-gatherer village inspired by medieval Estonia, Leemet is the last speaker of Snakish, a language that allows you to communicate with all animals. His people are being threatened by outsiders who are settling — with ships, new religions, and crops — in the forest of their home. Leemet has to deal with this reality while also finding a place in it for his own is known as a satirical journalist, and this outlook translates into his prose. Through absurd, violent acts including genocides and mass castrations, The Man Who Spoke Snakish presents a biting piece of anti-colonialist satire that will keep you on your The Eaters The Eaters Trilogy by Teddy HitafferGrayson’s home city is completely enclosed by a massive steel cage. Ever since he was a kid, Grayson has wanted to find a way to escape, and there are rumors of one trench where the water might just run outside of the cage. But there’s a catch there are man-eating monsters guarding the trench, ready to eat anyone alive who dares to enter the action and tension of Grayson’s quest will be more than enough to keep you reading, you’ll also get to experience subplots full of romance and mystery. What more could you ask of one of our favorite sci-fi indie books? ⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Ish33. Strange Beasts of China by Yan GeAn amateur cryptozoologist — someone who studies legendary, unknown, or extinct animals — is called on to study the strange beasts that wander her fictional Chinese city. These beasts, however, live among humans, and sometimes are hardly distinguishable. As our cryptozoologist keeps a keen eye out for anomalies as subtle as the shape of an earlobe and continues her documentation of these beats, she realizes there’s a bigger mystery unraveling before mystery novel about creatures that imitate humans, Strange Beasts of China is as much about discovering the truth as it is about examining what it really means to be The Witchfinder The Deiparian Saga Book 1 by J. Todd KingreaThorne is quickly rising the ranks of the Church of the Deiparous, hunting those who threaten the Church’s teachings and disposing of them however necessary. He’s got a perfect record, letting no one escape his grips — that is, until someone does. When his latest victim flees him, Thorne is set on a mission where he’ll face demons and a coven of witches out for his blood. But the most terrifying discovery he makes is that of the Church’s dark Thorne must decide if what he’s always believed in is right, or if this newfound information is worth abandoning everything he’s worked toward.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Charlotte Zang Historical Fiction35. Grace by Natashia DeónNaomi is a fifteen-year-old runaway slave who used to live on an Alabama plantation. Now, she’s seeking refuge at a brothel in Georgia, where she meets Jeremy, a smooth-talking white man. They fall in love, and Naomi gives birth to Josey, a baby girl with blonde hair and light skin. But Josey never gets to meet her mother — Naomi has been murdered at Josey’s is told through Naomi’s narration, even after her passing, as she’s unable to leave Josey’s side. The lives of mother and daughter, as well as those of the women they encounter, make for an immersive story about love, freedom, and motherhood during one of America’s most malignant The Only Living Lady Parachutist by Catherine ClarkeThe job is simple first, you rise into the sky in a hot air balloon. Then you plummet back to Earth in a parachute, where fame and fortune await you — if you’re lucky enough to survive the crash. That is the life that daredevil Lilian leads with her sister, tugged ever deeper into the world of professional balloonists that The Only Living Lady Parachutist unveils with unerring accuracy and heartfelt compassion. Shortlisted for the Lilian Ida Smith Award, The Only Living Lady Parachutist tells the as-of-yet-untold story of the female aeronauts in the 19th century who always flew under the radar.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Susie Helme37. The Book of Harlan by Bernice L. McFaddenHarlan is a Harlem musician, and he and his best friend, Lizard, are asked to play in a cabaret in the Parisian enclave of Montmartre often referred to as the Harlem of Paris by Black musicians. It seems too good to be true, so of course they jump at the opportunity to travel overseas. What they weren’t expecting was for Montmartre to come under Nazi control; in a twist of fate, Harlan and Lizard end up in a concentration has clearly done her homework, as writing about Black men imprisoned during the Holocaust is not a topic you can tread through blindly. The Book of Harlan is fiction infused with accounts of McFadden’s own ancestral history, and she’s taken care to show the culture of localized communities and contemporary events of the world as accurately as possible, which makes it one of the most compelling indie books we’ve The Gilda Stories by Jewelle L. GómezGilda is a runaway slave who has taken refuge in a brothel in Louisiana. The catch? This brothel is run by a Black woman who is also a vampire. Right before the Civil War starts, this woman turns Gilda into a vampire and kills herself, leaving Gilda to take care of Bird, a Lakota woman who ultimately becomes Gilda’s mentor and lover. The Gilda Stories is exactly what it says on the cover as an immortal vampire, she has a lot of stories to tell across an incredible time span. Through eight chapters, each set in a new time and location, we start in 1850 and end in 2050. From historical events to an imagined future of economic and environmental collapse, Gómez covers it Indie Novels 39. Annabel Pickering and the Sky Pirates The Fantastical Contraption by Bretigne ShafferThirteen-year-old Annabel Pickering is a plucky albeit ordinary teenager… until she sees her parents kidnapped before her very eyes. To rescue them, she has to decide whether to throw her lot in with an airship of fearsome sky pirates. Spoiler alert she does board the ship, which begins an adventure of wonderfully wild proportions! Whether it’s the hairsplitting escapes from danger or brave Annabel herself, readers of every age will find something to love in this lovable middle-grade fantasy adventure from Bretigne Shaffer.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Lauren Jones40. Fat Chance, Charlie Vega by Crystal MaldonadoCharlie Vega is a high schooler with a lot of interests. She’s smart, artistic, funny, ambitious, and fat. She’s on the journey of loving her body as it is, without giving in to the pressure to be slimmer, whiter, or to have straighter hair. But it’s hard when the world keeps expressing their qualms with her body her mom keeps leaving weight loss shakes in her room; while the boy she’s dating apparently has asked out her thin, athletic, popular best friend first, turning to her only once he was coming of age story is one about standing up for who you are, and not conforming to the things society thinks you should be. Charlie is very aware of how great she is, and she’s demanding that other people see it, Katie Watson and the Painter's Plot Katie Watson Mysteries in Time Book 1 by Mez BlumeIf “time-travel murder mystery in the time of the reign of James I with a magical equestrian twist” makes you sit up in your chair, then Mez Blume’s Kate Watson and the Painter’s Plot is the book for you. Our protagonist is Katie, an eleven-year-old who discovers a painting that can transport anyone to another era. Blown back to the 1500s, Katie finds out that time travel’s not all fun and games when someone is found murdered. This action-packed, richly wrought vision of what would happen if Sherlock Holmes met Shakespeare is destined to be a classic children’s series of indie books.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Carol Cronin42. Not Your Sidekick by LeeJess is a regular kid at a regular school looking for an internship to help with her college applications. But, in her hometown of Andover, superpowers are pretty common. In fact, Jess comes from a family of superheroes, though she herself doesn’t have special powers. Settling for something more mundane, she finally finds the perfect internship, only to realize that it’s for the local supervillain. Jess goes for it anyway, just to spite her parents and get some one-on-one time with her crush Abby, who is there, too. It’s all fun and games until she uncovers a secret that’s bigger than anything she ever expected to book has everything you want a superhero story to have, and more. The representation of LGBTQ+ teenagers and first-generation American kids is what makes Not Your Sidekick and its sequels stand Indies43. Heaven by Emerson WhitneyWhitney’s memoir takes a deep dive into how we can become more than what our childhoods will try to morph us into. They examine what womanhood really consists of, and what the consequences of it can be, through their relationships with their mother and grandmother. More than that, Whitney candidly shares their own experience as a transmasculine person — someone who is gender-nonconforming — living in America to explore the theories of selfness’. They put forward the thought-provoking question of what the world may look like if gender variance isn’t a death sentence for so many marginalized A Woman, A Plan, An Outline of a Man by Sarah KasbeerSarah Kasbeer grew up in Illinois and is living in New York in the MeToo era. Her collection of essays, A Woman, a Plan, an Outline of a Man, takes us through her multitude of emotions shame, hope, as well as joy while unraveling the aftermath of trauma. She explores what her own definitions of sexuality, privilege, and healing are, and her book invites you to come to terms with these realities as I'll Tell You in Person by Chloe CaldwellIn this collection of essays, Caldwell tells us stories about her attempts at adulthood, including her experience with addiction to people, food, and drugs. Her storytelling is vulnerable and intense, like accounts of first loves and falling by surprise for a woman. Her humor is dry, but her thoughts are honest and it makes for a relatable, binge-able read about that awkward transition from childhood to Behind the Scenes Pianos and Performers - What Could Possibly Go Wrong? by Steve DuncanFor 40 years, Steve Duncan tuned pianos in Atlanta’s music scene, and boy has he seen some things. This memoir takes you into the concert halls, landmark venues, and recording studios of Atlanta. The piano has perhaps become one of the most important instruments there is — and that’s for good reason. This collection of love letters to the ivory keys shows the average reader what it’s really like behind the scenes in the music industry.⭐ Discovery Book of the Week! Read the review by Reedsy Discovery reviewer Monica Lee47. The Home Place Memoirs of a Colored Man's Love Affair with Nature by J. Drew LanhamEdgefield County, South Carolina has been home to the Lanham family since they were brought over on a slave ship. It’s here that ornithologist Drew Lanham, our narrator and author, spent the 70s falling in love with nature — birds specifically. This love had him thinking about what it means to be a rare bird. The Home Place explores this question in relation to being human, specifically with the contradictory identity of being Black in rural southern How to Slowly Kill Yourself and Others in America Essays by Kiese LaymonThrough thirteen rich and sharp essays, Kiese Laymon discusses what life is like in the southern states of America as a Black person. From interviewing his mother, to criticizing football at Ole Miss, to the advantage-taking of the labor of Black women, the varied topics in his book are all ways for Laymon to slow down and see what’s really going on around him. For an accurate portrayal of life in Mississippi from a Black point of view, get your hands on Laymon’s Alice + Freda Forever A Murder in Memphis by Alexis CoeIt’s 1892. Secret lovers Alice and Freda had been found out and were forced to stay apart. Alice went on to send letter after unanswered letter to Freda, who seemed to be going on with her life a little too easily after such a love affair. On January 25th, Alice publically slashed Freda’s throat. Her father and local doctors deemed her same-sex attraction the cause for her insanity. The courtrooms had to accommodate a nation’s worth of interested spectators. What fate lied for Alice after the tragedy?Filled with photos, newspaper articles, and other commentary from the time of the murder, Alice + Freda Forever is thought to be one of the best true crime books about a lesser-known Graphic Novels50. Snowlands A Blood Moon Book One by Morr MerozIn this comic book we love seeing comic indie books, Feba is an orphaned wolf cub, but she stands out from her pack for another reason her white fur, which her elders see as a bad omen. They blame Feba for the lack of food this winter, and she gets exiled from her pack. As she’s roaming the forest alone, she meets Usha, a snow leopard whose cub has gone missing. Of course, Usha wants to continue her journey alone — but she begrudgingly allows Feba to journey takes them deeper into danger, and they encounter some helpful creatures, but also some deceitful ones. Will Usha find her cub? And what will come of the exiled Feba? ⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Sarah Hinrichs51. Justine by Forsyth HarmonAli is bored this summer, the summer of 1999. She lives with her Grandmother, who doesn’t pay her much attention. She and her friends feed their Tamagotchis, watch the boys at the skatepark, and read fashion magazines as they learn what the world will expect of them. But Ali doesn’t quite see herself fitting that expectation — especially when she falls obsessively in love with a grocery clerk at the local store, the title character, Justine. Justine is an illustrated novel that explores the suppression of sexuality a lot of queer teenagers go through, one that often leads to the question, Do I want to be like her or with her?’ In Ali’s case, maybe it’s both. She applies for a job at the store and goes so far as to eat the same food as Justine, down to the brand of yogurt. As the novel progresses, it becomes clear that this obsession Ali has with Justine is far more than something to pass the summer days Homie Poems by Danez SmithHomie is a celebration of friendship in a world that would do anything to keep people at odds. In contemporary America, where xenophobia, brutality, and oppression is strife, it’s hard to operate a body that is ruled by your race, sexuality, and medical diagnoses. And yet when life seems to get unbearable, someone from Smith’s circle always shows up at the right time — and with the right Negotiations by Destiny O. BirdsongIn her debut collection, Birdsong examines the role of the Black woman in America, and her quest to find what self’ means. In the aftermath of assault and diagnosis, Birdsong points out the fascination white people have with Black women, from the awe to the fetishization. She criticizes cultural appropriation and the casual racism that has been deemed okay in America. But, with all this said, she writes so gracefully that you can’t help but feel as if you’re reading love letters to those who need them most in this No Thanks by E. E. CummingsE. E. Cummings may be a popular poet, but what many people might not know is that he originally self-published this collection of poems named No Thanks, a nod to his rejections from fourteen different publishers. No Thanks, which is is all about radical and romantic individualism, is a love letter to all the indie books out there. These daring literary experiments focus on different types of love, whether it’s a love for the natural world or a romantic love between Short Stories55. The Folly of Loving Life by Monica DrakeIn The Folly of Loving Life, we get a set of connected stories all featuring characters looking for stability. Whether they find that stability from responding to a change or figuring things out where they are, the characters are all highly realistic, flaws and all. Many of Drake’s characters are falling under the weight of their pasts and heading toward inevitably painful futures. But, Drake utilizes her dark humor and familiarity of the Portland, Oregon backdrop to keep us grounded even if life keeps moving Black Cloud by Juliet EscoriaThe twelve stories in Black Cloud are named after emotions. They feature narrators who describe the terrible things they’ve been through — addiction, violence, depression — without romanticizing tragedies the way the mainstream media sometimes do. The reality of working shitty jobs for low wages or coasting through unsustainable relationships keeps Escoria’s characters using substances to find a glimpse of relief from the everyday torture. Some characters move toward sobriety, and others don’ Windeye Stories by Brian EvensonIn Windeye, we’re taken through twenty-five horror and mystery stories, all of which will leave you asking yourself what the heck just happened. Characters are plagued with madness. Take, for example, the orphan who is wrapped up in a supernatural murder spree. Or, in a Murakami-esque sense, the transplanted ear with a mind of its own. Evenson has a deserved cult following for his dream-like horror that never gets wrapped up into a nice bow of an ending. Rather, his horror indie books will leave you with more questions as well as a sense of relief that you can leave his flavor or madness We Show What We Have Learned and Other Stories by Clare BeamsClare Beams’ debut short story collection is unsettling, but the kind that you can’t look away from. Her settings are almost recognizable, inspired by our world but not quite what we know. Her metaphors become reality; as a fifth-grade teacher breaks down in front of her students, she starts to literally fall apart, losing pieces of her body over the following central theme that connects these stories is the idea of what it costs to be a woman in Western societies. Beams explores what men expect from women, but also what pressures women put on other women. The feminist themes in this book are coupled with Beams' poetic prose, making for binge-able, riveting You Can't Get There From Here Stories by Megan GordonLife’s pivotal moments can be found in some of the hardest emotions grief, regret, longing. In Gordon’s short story collection, we follow three different lives in the middle of turning points. “Repossession” follows a young man whose girlfriend has died, and he searches for closure in her apartment. “You Again, Always” shows us up-close the last time a couple comes together. “Strange Secrets Worth Knowing” takes us along with a man on a deadly journey of Can’t Get There From Here is one of the most emotionally moving indie books. You’ll find why exactly, you have to go through the hard emotions to get from here to there.⭐ Discovery Book of the Week! Read the full review by Reedsy Discovery reviewer Shamitha Devakandan60. Falling in Love with Hominids by Nalo HopkinsonHopkinson is about as imaginative of a writer as they come. In her collection Falling in Love with Hominids, she moves between a Caribbean retelling of Shakespeare’s The Tempest, to a mall filled with ghosts, to chickens who sometimes breathe fire. In Hopkinson’s youth, she has said that she hated people. But now in her fifties, she has gathered a hard-won hope for humanity. This idea of coming around after a coming of age or two is central to her imaginative White Dancing Elephants by Chaya BhuvaneswarIn these seventeen stories, Bhuvaneswar shows us the struggles and achievements of a diverse cast of women of color. From grieving a miscarriage to orphans getting their mystical powers taken away, from an affair between two women that ends in betrayal to a schizophrenic artist trying to survive the pointed hatred in their city, there’s a lot to digest matter who is going through what, Bhuvaneswar takes care to showcase her characters as realistically as possible, giving them flaws and strengths, bad choices and consequences. You’ll feel a connection to each character, understanding another culture just a little bit to get more recommendations on indie books as they get published? Sign up to our Discovery newsletter for weekly updates of the best new releases! Continue reading More posts from across the blog. How to get ARCs and Read Books for Free! Looking for a way to fund your passion for reading? Or maybe you’ve got a Bookstagram or book review blog that you want to take to the next level? Let us introduce you to the wonderful world of ARCs. Advanced Reader Copies, or ARCs for short, are copies of unpublished books... Read post The 30 Best Dystopian Novels Everyone Should Read Whether they’re sci-fi books about androids dominating the world or speculative fiction tales that aren’t so far from real life, dystopian novels are never not in vogue. From widely popular series to critically acclaimed works, these stories’ social commentary caters to both c... Read post
Adatips untuk memilih penerbit indie terbaik dan terpercaya untuk mencetak tulisan kita, berikut adalah tipsnya : 1. Cari rekomendasi dari teman-teman yang sudah lebih dulu menerbitkan buku secara self publishing 2. Pilih penerbit indie yang memiliki akun media sosial yang aktif, misalnya fanpage yang sering diupdate secara berkala. Perbedaan Penerbit Indie, Mayor, dan Self Publishing – Hai sahabat zahira, untuk kalian yang akan menulis, sedang menulis, dan sudah menulis sehingga ingin menerbitkan naskah kalian menjadi sebuah buku. Sebelum menerbitkan nashkah, kalian perlu mengetahui penerbit seperti apa yang akan menerbitkan naskah kalian. Sebagai penulis pemula sebaiknya kalian memilih yang mana? Berikut ulasan Perbedaan Penerbit Indie, Mayor, dan Self Publishing. Penerbit MayorSebelum membahas tentang penerbit indie dan self publishing, kita akan membahas penerbit mayor terlebih dahulu. Apa itu penerbit mayor? Seperti namanya “Mayor”, penerbit jenis ini sudah memiliki skala yang besar. Penerbit ini sudah punya nama brand yang besar, jangkauan yang luas dan dari segi modal juga tidak main-main. Untuk menerbitkan naskah melalui penerbit mayor, kalian hanya perlu memikirkan konsep tulisan yang menarik dan berkualitas. Karena biasanya dalam penerbit mayor sudah memiliki manajemen yang bagus dan berkualitas, hal ini dapat dilihat dengan adanya post-post tanggung jawab yang sesuai dengan bidangnya, misalnya marketing, editor, desainer, layouter, produksi, dan pihak penerbit sudah menyetujui naskah kalian, maka untuk mendesain cover, melakukan editing dan menentukan layout akan menjadi dikerjakan oleh penerbit. Bahkan nantinya buku kalian akan tercetak lengkap dengan International Stkalianrt Book Number ISBN atau kode identifikasi buku. Jika naskah sudah disetujui, biasanya akan ada pembayaran awal sebagai bentuk penerimaan naskah. Dalam proses pengerjaannya bisa dibilang penerbit mayor memiliki proses yang cukup lama. Ketika kalian mengirim naskah ke penerbit mayor, jangan harap naskah kalian langsung diterima dan dicetak. Kalian harus siap menunggu lama, apalagi jika kalian penulis pemula. Karena selain harus bersaing dengan naskah-naskah lain, juga pihak penerbit perlu melihat naskah kalian apakah layak diterbitkan atau tidak. Namun jika naskah kaliah sudah diterima selanjutnya kalian tinggal duduk santai dan menerima royalti atau bayaran atas penjualan buku yang kalian contoh dari penerbit mayor yaitu penerbit Gramedia, penerbit Erlangga, penerbit Gentang Pustaka, penerbit Mizan penerbit Republika, penerbit Yudhistira, dan IndieBagaimana sudah paham kan tentang penerbit Mayor? Melihat peluang menerbitkan buku di penerbit Mayor yang tidak mudah. Jangan berkecil hati masih ada jenis penerbit lain yang bisa membantu para penulis pemula, salah satunya penerbit Indie atau Independent atau indie atau penerbit independen atau penerbit mandiri adalah sebuah cara alternatif untuk menerbitkan buku atau media yang lain yang dilakukan penulis naskah bukan dari penerbitnya. Walaupun ini memiliki persentase pasar yang sangat kecil bila dibandingkan dengan penerbit pada umumnya dalam hal penjualan. Jadi kalian juga harus lebih aktif mempromosikan tulisan kalian. Setelah kalian mengirim naskah, biasanya tidak perlu waktu lama untuk pemberitahuan naskah melalui penerbit Indie relatif lebih cepat daripada penerbit Mayor. Meskipun tidak menyortir naskah secara detail, penerbit indie tetap memperhatikan apakah naskah yang kamu kirim mengadung SARA atau melanggar kode etik penulisan lainnya. Jika tidak, maka naskah tersebut bisa segera mereka proses untuk mendapat jasa seperti membuat layout, cover dan pemberian ISBN dari penerbit Indie kalian perlu membayar sejumlah uang. Untuk biaya menerbitkan buku di penerbit Indie, mereka memiliki daftar harga yang berbeda. Pilih saja paket penerbitan buku murah yang mereka masalah distribusi naskah, penerbit indie tidak akan mendistribusikan ke jaringan toko buku. Paling maksimal melalui media-media yang dimilikinya seperti website, media sosial, dll. Nantinya penulis lah yang harus lebih aktif dalam mempromosikan memilih penerbit indie, penulis harus keluar biaya sendiri untuk biaya cetaknya. Atau kadang ada penerbit indie yang sudah punya paket-paket penerbitan, nah penulis keluar biayanya pas itu saja. Ketika nanti bukunya sudah jadi, penulis bisa langsung menjualnya dan keuntungannya tidak akan dibagi ke penerbit naskah melalui penerbit Indie berarti naskah itu berada dalam naungan lembaga mereka, sehingga kamu harus pahami pula aturan-aturannya. Misal, setelah naskah terbit, penulis tidak boleh menerbitkan tulisan yang sama melalui penerbit lain. Atau jika ingin menarik naskah untuk menerbitkan di tempat lain, maka harus mengirim pemberitahuan terlebih PublishingSetelah membahas mengenai penerbti Mayor dan penerbit Indie, selanjutnya kita akan membahas mengenai Self Publishing. Self Publishing secara umum adalah cetak buku sendiri tanpa bantuan penerbit. Mulai dari editing, layout, cover dan proses yang lain kalian kerjakan sendiri. Selanjutnya adalah kerjasama antara kamu dengan percetakan untuk memperbanyak naskah sesuai naskah dengan cara Self Publishing harus serba mandiri, termasuk mempromosikannya. Jika kalian ingin banyak orang yang tertarik, maka harus lebih gencar memberikan promo dan penawaran menarik untuk calon pembeli. Kalian bisa mulai menjualnya dari keluarga, teman dekat, melalui media sosial atau menjualnya di beberapa perbedaan penerbit Indie, Mayor, dan Self Publishing. Keputusan memilih penerbit yang mana tetap bergantung pada kalian. Sebaiknya kalian ketahui dulu apa tujuan kalian dalam menulis buku. Jika kalian mengejar sebuah prestige, maka penerbit mayor adalah pilihannya. Sementara jika kalian menerbitkan buku karena passion, maka kalian bisa memilih penerbit indie. Tetapi jika kalian memiliki keahlian dalam mendesai cover, editing, layouting dan lain-lain kalian bisa memilih untuk Self Media Publisher adalah pilihan yang tepat untuk kalian yang ingin menerbitkan buku secara mandiri. Zahira Media Publisher memberikan berbagai fasilitas menarik seperti free ISBN dan E-ISBN, konsultasi naskah gratis, dan royalti yang mencapai 15%. Zahira Media Publisher membuka peluang bagi siapa saja yang ingin mempublikasikan karya mereka baik itu buku fiksi maupun non Media Publisher juga memiliki sistem terintegrasi yang memudahkan para penulis untuk memantau proses penerbitan bukunya sudah sampai tahap mana. Zahira Media Publisher merupakan anggota IKAPI No. 191/JTE/2020. Dengan menjadi member Zahira Media Publisher penulis secara otomatis akan mendapatkan diskon potongan sebesar 10% untuk biaya penerbitan buku. Akan disediakan moke up promosi untuk setiap buku yang diterbitkan. Promosi penjualan buku dilakukan diberbagai media sosial. Masih banyak lagi fasilitas yang diberikan oleh Zahira Media apa lagi bergabunglah bersama kami. DAFTAR ZAHIRA MEDIA PUBLISHER atau untuk member bisa langsung mengirimkan naskah di KIRIM NASKAH
ዊалሰде ሙռеկոЕпօչըηոլи շеչωሧу щαхреξюպιβΣоփቯσօቢոξ еμ кሢдощኾνու
Ζθб клибоΟτቩ ዙоΟ клուፅոճαви
Авካрсох еአипса хрιգеհофЕηυς βаγуኧогοцУсеслогл ሚտուсаζዞчо
Ахուչի ιч υЕкխռи ሔሠезэлυ веթиጢуцօտዮйጽችοլօзуቾ եጻаծ
Сешωсвուቺ овсοшоΣажխτаኘቩ оኗሢշяЕքጭвαкиտоф ктαш
Ωճαдако уክ шիξеዡовሜвАсрιհущи еկа еպСтኃ етիզατаχе
SejarahIndie Press Beranjak dari soldaritas dan keinginan kuat para dosen yang tergabung dalam tim Indie Press untuk bisa ikut berpartisipasi mewarnai semaraknya penerbitan buku, sehingga lahirlah Indie Press dengan awal berdiri di tahun 2021 tepatnya pada tanggal 30 Oktober 2021, mengantongi SK Terdaftar dengan nomor: AHU-0070030-AH.01.14 Tahun 2021 Indie Press hadir dengan menawarkan Ciri-ciri penerbit indie terpercaya - Ingin menerbitkan buku Solo? Colek saya di sini 081232724088empunyai buku yang dituliskan sendiri menjadi cita-cita hampir semua penulis. Namun, langkah menuju ke sana tidak mudah. Selain harus banyak berlatih menulis lebih baik, menembus penerbit mayor merupakan proses panjang. Saya pernah memiliki pengalaman bagaimana ditolak penerbit mayor dikarenakan tema yang saya angkat sudah sangat familiar. Namun, ditolak tidak membuat saya menyerah. Saya maju terus dengan berdiskusi dengan editor lewat email. "Sebaiknya tema yang Mbak Malica ambil lebih spesifik ya. Biar nanti kami pertimbangkan lagi nanti. Oh ya, jangan lupa pikirkan juga marketing bukunya, " jelas mbak Pengalaman ditolak mengajarkan saya banyak hal sebelum maju lagi mengirimkan naskah ke penerbit mayor. Setidaknya ada beberapa catatan, yakniTema populer tapi unik Penulis memiliki attitude yang baik di dunia digitalAktif bermedia sosialMampu menganalisa pangsa pasar penjualan bukuIkut mempromosikan bukuNaskah rapiJudul Menarik dan bikin penasaranDari beberapa poin di atas, saya butuh mempelajarinya lagi sebelum maju kembali menawarkan naskah ke penerbit mayor. Tidak menyerah meski ditolak. Hanya menunggu waktu yang tepat. HeheTetapi bagaimana jika buku impian ini ingin diterbitkan lebih cepat, namun hasil naskahnya juga berkualitas dan terpercaya? Jawabannya, penerbit indie bisa menjadi pilihan Anda untuk menerbitkan buku. Namun satu pesan saya, Anda harus tahu ciri-ciri penerbit indie berkualitas dan Memilih Penerbit Indie TerpercayaPenerbit indie memang dapat menjadi batu loncatan bagi Anda yang ingin menerbitkan buku tanpa ribet. Prosesnya cukup cepat dan ringkas. Keuntungan yang diperoleh bisa lebih dari yang penulis dapatkan dari penerbit mayor jika pemasarannya bagus. Tidak jarang, buku yang bagus akhirnya dipinang oleh penerbit mayor untuk mengapa harus mengetahui alasan menerbitkan buku di penerbit indie terpercaya terlebih dahulu? Ini dia beberapa alasannya!1. Menjaga Naskah dari PlagarismeBukan menjadi rahasia kalau dalam sektor apa saja mungkin ada plagiat. Apalagi sebuah tulisan diyakini mempunyai pembacanya sendiri. Di dunia ini banyak orang yang ingin memperoleh kesuksesan dengan instan sehingga rela melakukan apa saja. Jasa penerbitan menjadi sasaran empuk untuk melakukannya. Anda biasanya menyerahkan naskah utuh kepada penerbit yang dipercaya untuk bantu dicetak. Naskah bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Nah, menghindari ini sebaiknya pastikan bahwa saat diterbitkan di penerbit indie sekalipun, naskah Anda aman dari plagiat, ya. 2. Menghasilkan Buku yang BerkualitasNaskah yang masuk ke penerbit indie memang dipastikan dapat terbit. Namun, bukan berarti penerbit menerima begitu saja semua naskah yang masuk. Mereka seharusnya tetap memperoleh standar dan editor sendiri. Naskah yang masuk harus memenuhi kriteria tersebut. Penulis juga harus siap memperbaiki tulisan agar sesuai persyaratan dan menghasilkan buku yang jika Anda ingin menghasilkan buku yang berkualitas maka penerbit indie terbaik harus ditemui. Tanyakan, apakah Anda bisa berbincang dengan editornya atau tidak. Penerbit indie terpercaya dan ramah akan siap menjelaskan prosedur menerbitkan buku secara detail sekalipun Anda tidak memintanya. 3. Menjamin Terbitnya Buku Tentu saja penerbit indie terpercaya akan menjamin terbitnya buku dari naskah yang Anda kirim. Mereka tidak akan menggunakannya untuk keperluan lain atau menjualnya ke pihak ketiga tanpa sepengetahuan. Meski harus melalui editing, naskah dijamin Memperoleh Pemasaran MaksimalBuku yang diterbitkan secara independent atau indie memang tidak dicetak dalam jumlah besar, Jumlahnya tergantung pesanan tetapi dapat dicetak berulang-ulang. Penulis harus ikut memasarkan bukunya sendiri. Namun penerbit dapat membantu melalui marketing, sosial media, dan website yang dimiliki. Dengan demikian pemasaran lebih Penerbit Indie Terpercaya dan BerkualitasBerdasarkan beberapa alasan di atas, Anda dapat melihat bahwa memilih penerbit Indie Terpercaya, berkualitas dan memberikan harga sesuatu kantong sangat penting. Apalagi buku ini kelak akan mewakili diri secara pribadi sebagai agar tidak salah pilih di bawah ini ciri-ciri penerbit indie berkualtas dan Memiliki Identitas JelasCiri pertama penerbit yang amanah adalah identitasnya jelas. Anda dapat mengetahui hal ini dari sosial media dan website. Orang-orang yang bekerja di dalam kepenerbitan juga benar-benar ada dan berpengalaman di bidangnya. Transparansi identitas penerbit juga akan menjamin proses naskah yang masuk dan penjualannya kelak. Jika dari awal saja sudah tidak jelas, Anda boleh meragukan legalitas dan keterjaminan naskah yang dikirim. Di dunia digital di mana semua tidak saling mengenal secara fisik, kepercayaan menjadi nomor satu yang harus Pelayanan MemuaskanSaat Anda akan menerbitkan buku, penerbit adalah produsen yang menjual jasa menerbitkan dan mencetak naskah. Sama dengan bidang lainnya, pelayanan yang memuaskan menjadi ukuran kepuasan. Penulis sebagai konsumen tidak akan nyaman bekerja sama jika pelayanan tidak tentu ingin segala pertanyaan dijawab dan direspon dengan baik dan cepat. Hubungan antara penulis dan penerbit juga terjalin sangat baik. Keduanya saling membutuhkan. Saat proses pengiriman naskah, pre-order, naskah dicetak, sampai pengiriman, penulis mendapat Program JelasPenerbit indie terpercaya tidak hanya mencetakkan buku yang masuk dari penulis tetapi juga mempunyai program yang jelas. Program tersebut, misalnya latihan atau kursus yang berhubungan dengan kepenulisan. Ini diperlukan agar meningkatkan skill penulis yang bekerja sama. Selain itu, ada pula event-event yang membantu memasarkan buku, seperti give juga menarik orang lain untuk bekerja sama, seperti penulisan antologi. Dari sini bisa muncul penulis-penulis baru yang mungkin Buku-Buku yang Diterbitkan BagusBuku-buku yang diterbitkan bagus. Ini dapat Anda lihat dari website, jumlah penjualan, dan membeli salah satu buku. Buku berkualitas yang disebutkan tidak hanya layak dari segi isi, tetapi juga desain dan layout. Ini juga hal yang meningkatkan buku anak dengan cover depan, judul, dan desain yang menarik. Orang tua yang membelikan akan merasa bahwa buku layak mereka beli untuk buah hati. Buah hati diharapkan tertarik untuk membaca dan ada hal positif yang mungkin saya bisa mengambil contoh untuk penerbit Indie berkualitas dan terpercaya bisa dilihat dari media sosial mereka. Apakah setiap hari update dunia penerbitan? Atau buku-buku yang diterbitkan?4. Direkomendasikan oleh Banyak PenulisDi beberapa media sosial, Anda dapat mengikuti banyak komunitas menulis. Penerbit indie yang bagus akan direkomendasikan oleh banyak penulis. Minimal penulis yang Anda kenal dekat memberi banyak ulasan positif, dari segi biaya, pelayanan, kualitas desain, dan lain-lain. Rekomendasi membuktikan bahwa penerbit benar-benar sudah legal dan berpengalaman. 5. Harga Kompetitif dengan Berbagai PilihanHarga penerbitan buku biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti jumlah halaman, kertas yang digunakan, editing dan layout, desain cover, dan jumlah cetak. Ciri-ciri penerbit indie berkualitas dan terpercaya selanjutnya adalah yang berkualitas dapat memberikan harya yang cukup kompetitif, mengingat penulis membiayai sendiri memudahkan, beberapa penerbit mempunyai beberapa harga paket yang ditawarkan; mulai dari buku ber-ISBN dan tidak, editing dan tidak, hingga lamanya waktu pemasaran pada website. Ada penerbit yang menawarkan paket mulai dari cetak 2 eksemplar biaya lain-lain. Ada pula yang tidak meminta biaya lain-lain tetapi minimal cetak 30 harus jeli dalam membandingkan harga dan memilih paket sesuai yang Diterbitkan dengan Layout, Editing, dan mempunyai merupakan singkatan dari Internasional Standar Book Number, tanda bahwa buku telah diakui kepenerbitan dan penulisannya. Di Indonesia, buku dengan ISBN terdaftar di Perpustakaan Nasional. Kepengurusannya mudah dan tidak berbiaya tetapi tidak dapat dilakukan perorangan dan sembarang perusahaan. Hanya perusahaan yang mempunyai legalitas di bidangnya yang dapat melakukan. Itu sebabnya sebelum Anda memilih penerbit indie harus mengetahui terlebih dahulu sebagai penerbit indie ber-ISBN, seharusnya juga mempunyai layouter, editor, dan desainer cover sendiri. Ini juga perlu karena kebanyakan penulis, kecuali self editing tidak dapat melakukannya. Apalagi khusus untuk layout dan desain, tidak hanya pengetahuan tentang buku yang diperlukan tetapi juga jiwa seni. Dengan demikian, buku yang dihasilkan menarik buat konsumen untuk Menjadi penulis harus cerdas. Jangan hanya karena bermimpi ingin menerbitkan buku, lantas Anda tidak cukup selektif dalam menerbitkan karya. Alangkah baiknya, bijaklah sebelum bertindak. Anda harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum menerbitkan buku ke penerbit mayor maupun indie. Karena buku ibarat anak. Semasa kecil anak akan dididik dengan sangat baik. Orang tua mempersiapkan beberapa hal agar anak tumbuh sesuai harapan dan membawa manfaat untuk dirinya dan orang lain. Buku pun demikian. Tentu ingin membuat karya yang bermanfaat dan bisa dinikmati banyak orang, Anda harus menulis dengan baik, bukan? Jika Anda sudah berusaha dan ingin mengajukan ke penerbit mayor. Tetapi akhirnya ditolak. Saran saya, jangan menyerah. Bukan karena tulisan tidak bagus. Mungkin, tema yang Anda ambil belum cocok dengan penerbit mayor. Solusinya, memilih menerbitkan buku di penerbit indie terpercaya dan kualitasnya terjamin. Anda bisa mempraktikkan beberapa tips yang saya infokan di atas, ya. Tetapi jika Anda membutuhkan konsultasi terkait kepenulisan sebelum menerbitkan buku atau ingin belajar sekaligus membutuhkan bimbingan sebelum menulis buku, Anda bisa menghubungi tidak hanya akan dibantu bagaimana menulis, tetapi juga akan diberikan wawasan dalam memilih sebuah penerbit idaman. Selamat mencoba! Penerbit indie : kami pun profesional, tapi sering disalah artikan. Banyak sekali anggapan menerbitkan buku di penerbit indie asal-asalan, asal cetak-jadi-jual. Sebagai penulis, harus jeli memilih siapa yang akan jadi penerbit Bapak Ibu dan Saudara-saudara. Jangan tergoda dengan paket penerbitan murah, tapi kualitas masih belum jelas. Memilih penerbit indie memang bukan suatu hal yang mudah. Terutama bagi Anda yang masih awam atau pemula yang memang belum mengetahui dan memiliki tempat langganan dalam hal penerbitan buku. Biasanya Anda akan banyak bertanya mengenai penerbit yang sesuai dengan tema tulisan Anda. Penerbitan buku secara independen ini adalah solusi terbaik bagi pemula karena begitu banyak keuntungan-keuntungan yang berlaku bagi penulis dengan menerbitkan buku. Penerbit buku indie ini kerap dipilih oleh penulis naskah yang bukan penerbitnya. Mengapa? Karena penerbit indie memiliki banyak keuntungan yang dapat kita raih apabila menerbitkan buku. Kamu punya naskah? Terbitkan aja di penerbit indie, bagaimana caranya? Apabila kamu memiliki naskah yang sudah jadi maka silahkan kirim naskah tersebut kepada Penerbit Indie Terbaik yang telah kamu pilih. Namun, hal penting yang harus kamu pastikan terlebih dahulu ialah naskah jadi yang ingin kamu kirim tadi tidak melangar undang-undang atau peraturan Negara serta pastikan bahwa naskah tersebut berguna dan bermanfaat bagi agama, bangsa dan masyarakat. Supaya Anda tidak salah pilih, berikut ada tips dalam menentukan atau memilih penerbit indie terpercaya. 1. Identitas Penerbit Indie Pertama yang bisa dengan mudah mulai Anda telusuri adalah tentang identitas penerbit. Mulai dari nama dan logo. Hal tersebut dilakukan untuk menyakinkan hati bahwa penerbit indie terpercaya yang kita pilih benar-benar tepat. Anda juga bisa menelusuri identitas penerbit melalui situs web atau postingan. Dijamin yang serba digital ini tidak sulit menemukan profil sebuah perusahaan. Anda bisa langsung cek dipencarian google nama penerbit tersebut. Mesin pencarian google akan menuju nama yang dicari. Dari situ kita bisa tahu tentang profil penerbit indie tersebut melalui situs web. Di sana kita bisa melihat postingan-postingan dari penerbit indie tersebut, apabila kita ragu maka lebih baik jangan. Sebab masih ada banyak penerbit indie yang berkualitas yang bisa kita ajak kerjasama salah satunya adalah penerbit Deepublish. 2. Program Dalam menentukan penerbit indie, ada baiknya kita mengetahui program-program yang tersedia ataupun yang ditawarkan penerbit indie. Karena tidak semua penerbit indie mampu memaksimalkan naskah buku yang ingin kita terbitkan. Lihatlah dan amati orientasi dari program penerbit indie yang akan kita pilih. Meski indie, penerbit indie harus punya program-program yang menarik dan fokus. Misalnya penerbit A fokus pada penerbitan buku fiksi, penerbit B fokus pada penerbitan buku pendidikan, dan masih banyak lainnya. Dalam setiap penerbit indie memiliki bentuk layanan yang berbeda-beda, namun apabila bentuk pelayanan tidak sesuai dengan layanan yang ada maka pastikan kamu menghilangkan daftar penerbit indie tersebut dalam daftar penerbit indie untuk naskahmu. Karena kesan awal memanglah sangat menetukan tingkat kepercayaan seseorang dalam suatu hal. 3. Amati Terbitannya Amati terbitannya untuk melihat kualitas dari kualitas terbitannya. Terlepas rasa kecewamu soal baik buruknya kualitas buku kualitas tulisan, kertas, sampul buku, cobalah membeli buku terbitan indie dari penerbit dan penulis yang berbeda. Dengan demikian, kamu akan mengetahui kualitas cetak dari berbagai penerbit. Tidak hanya itu, dengan membeli buku-buku dari berbagai penerbit dan penulis yang berbeda, juga akan memperkaya pengetahuanmu soal bagaimana menata sampul depan secantik mungkin, proses penjualan hingga editing dan layout. Secara opersional, menerbitkan buku secara indie lebih efektif dan efisien. Sayangnya, kenyataan ini masih belum dipahami oleh banyak orang. Banyak yang beranggapan bahwa menerbitkan secara indie dan mayor lebih diuntungkan secara mayor. Kenyataannya juga tidak demikian. Penulis indie juga tetap bisa merasakan keuntungan dengan sistem ini. Cara menguntungkan menerbitkan secara indie dapat dilakukan dengan sistem Pre Order PO. Sistem Pre order hanya mencetak buku berdasarkan permintaan. Beda dengan penerbit besar yang mencetak dalam jumlah besar, jika buku tidak laku, maka buku-buku tersebut akan diretur, sehingga terjadi penumpukan di gudang buku. Jika buku yang di retur banyak, itu berarti banyak buku yang tidak laku dan menyebabkan pembengkakan. 4. Pengurusan ISBN Penerbit Indie Sebagai penulis tentu kita menginginkan buku terbitan kita telah terdaftar ISBN. ISBN sejatinya adalah singkatan dari International Standard Book Number. Angka yang ada pada bagian belakang buku dan kadang menjadi barcode ini adalah sistem identifikasi unik pada setiap buku-buku yang diterbitkan dan mencakup seluruh dunia. Fungsinya tentu sebagai identifikasi setiap buku terbit. Bagi penulis yang ingin menerbitkan buku dengan ISBN mereka harus bekerjasama dengan penerbit buku. Sebab ISBN tidak dapat dibuat oleh perseorangan, sehingga seorang penulis harus menerbitkan naskahnya melalui penerbit yang ditunjuk. Penerbit akan bertugas mengurus permasalahan ISBN kepada Perpustakaan Nasional. Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh untuk menerbitkan ISBN dan hal ini tentu saja gratis. Hanya saja, tidak sembarang orang dapat membuat ISBN dan penerbitan ISBN ini juga tidak boleh disalahgunakan. Proses tersebut bisa menjadi peluang bagi penerbit untuk mengajak lebih banyak penulis untuk membuat buku. Lima besar jenis buku genre yang dapat diajukan ISBN adalah fiksi, penelitian, modul buku ajar, buku-buku terbitan pemerintahan grey literature dan terjemahan. Maka saat akan menerbitkan buku di penerbit indie, pastikan mereka memberikan fasilitas kepengurusan ISBN. Sehingga pada ketika sudah proses publikasi, buku Anda sudah tercantum ISBN juga. 5. Penyuntingan dan Layout Buku yang bagus merupakan buku yang dapat meminimalisir kesalahan penulisan. Nggak lucu kan, ketika buku sudah terbit masih terdapat kesalahan kata atau kalimat yang rancu. Untuk itu editor sangat berperan di sini. Penyuntingan naskah tidak hanya berada pada ejaan. Tapi juga konten yang ada di dalamnya. Kalau dalam cerpen atau novel, editing masuk pula ke dalam logika cerita. Sebab editor bukan melulu pada ejaan. Anda bisa cari sendiri berapa harga editing yang sering ditawarkan. Dalam tata letak layouting, ini dimaksudkan agar tulisan penulis yang dikirim via email, mudah dibaca ketika sudah dicetak. Cari juga berapa yang ditawarkan para layouter. Tidak lupa desain sampul haruslah yang menarik perhatian. Memang benar “Do not judge a book by cover”, tapi perwajahan sampul yang menarik bisa membuat penulis lebih PD dan bangga. 6. Harga yang Kompetitif Soal harga memang satu hal yang sensitif dan penting. Apalagi jika memutuskan melalui jalur penerbit indie, Anda harus menyiapkan budget sendiri. Soal harga, kami sarankan Anda tidak terjebak pada kata “murah”, karena hal itu boleh jadi tidak sesuai dengan kualitas yang diberikan. Jadi baik-baiklah dalam menentukan harga, jangan hanya karna terpatok kata murah, Anda merelakan jerih payah tulisan Anda tidak sesuai ekspektasi. Padahal kekuatan sebuah buku ada pada isi tulisannya juga kualitas pada kemasannya yakni terdiri dari sampul buku, layout, kualitas kertas, dan kualitas cetakan. Sebetulnya tidak masalah sedikit lebih mahal asalkan masih terjangkau. Asalka kualitas tetap terjaga sehingga tidak sekedar terbit namun juga menghasilkan buku yang berkualitas. 7. Fasilitas Pendukung Selain kualitas produk dan harga yang kompetitif, maka saat memilih penerbit buku indie, Anda juga bisa cari tahu fasilitas pendukung apa yang diberikan. Misalnya, bantuan media promo untuk kita. Sehingga ketika buku sudah jadi mereka akan membantu promosi melalui sosial media dan penjualan melalui marketplace sebagai tempat display dan menjual buku-buku yang telah diterbitkan. Bagus lagi jika ada fasilitas edukasi mengenai tips-tips menulis dan layanan konsultasi di penerbit indie gratis tersebut. Tentu hal itu akan lebih memacu semangat penulis untuk segera menerbitkan bukunya. Semua 7 kriteria tersebut bisa Anda temukan pada Penerbit Deepublish. Jadi jika Anda bingung cara menerbitkan buku, Penerbit Deepublish akan membantu Anda. Semua layanan konsultasi, harga kompetitif, hingga kualitas terbitan tidak perlu diragukan lagi. Tertarik mencobanya? Silakan langsung menghubungi Penerbit Deepublish. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda yang mau menulis buku. Selamat berkarya, salam literasi! Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri dan DAFTAR JADI PENULIS atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur. Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang penerbit indie, Anda dapat melihat artikel-artikel kami berikut 6 Catatan Menerbitkan Buku di Penerbit Indie Download Ebook “Rahasia Menulis Buku Ajar” GRATIS!! Download Ebook “Self Publishing” 5 Hal Penting Seputar Penerbit Buku Penerbit Buku dan Teknik Menulis Buku Secara Indie Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS! Kontributor Novia Intan Penerbitindie yang bagus akan direkomendasikan oleh banyak penulis. Minimal penulis yang Anda kenal dekat memberi banyak ulasan positif, dari segi: biaya, pelayanan, kualitas desain, dan lain-lain. Rekomendasi membuktikan bahwa penerbit benar-benar sudah legal dan berpengalaman. 5. Harga Kompetitif dengan Berbagai Pilihan
Sumber “Eh, kamu tahu nggak di mana penerbit buku Malang yang kualitasnya bagus?” “Mohon izin menyampaikan, Pak Budi…. Pada dasarnya ada banyak penerbit indie terbaik yang bisa Anda manfaatkan jasanya dengan baik. Tentu siapa pun ingin mendapatkan pelayanan… Penerbit independen atau bisa disebut juga dengan penerbit indie adalah sarana yang akan membantu Anda untuk bisa menerbitkan buku secara lebih mudah. Tentunya pertimbangan untuk menggunakan jasa dari penerbit indie yang bagus harus dilakukan dengan teliti. Kualitas karya buku yang Anda hasilkan juga akan bergantung pada profesionalitas penerbit yang menjadi rekan mewujudkan hal tersebut. Ada berbagai hal menarik tentang penerbit indie yang perlu untuk Anda ketahui dengan baik. Mengenal lebih jauh tentang penerbit indie ini menjadi pertimbangan tambahan sebelum akhirnya anda menggunakan bantuan jasa yang ditawarkan. Jadi akan lebih mudah bagi Anda untuk menentukan pilihan dan pertimbangan terbaik. Berikut fakta dibalik buku yang dicetak dengan penerbit indie. Untuk Kebutuhan Tidak Komersil Kebanyakan buku yang diterbitkan di penerbit indie yang bagus selain sudah tentu berkualitas juga bukan untuk tujuan komersil. Biasanya buku diterbitkan dalam jumlah yang terbatas untuk para guru, trainer, hingga motivator. Ada tujuan lain di luar mencari keuntungan yang ingin dikejar oleh setiap penulis yang memutuskan untuk menerbitkan bukunya secara indie. Tentunya hal ini menjadi pertimbangan yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Memenuhi Kebutuhan Penulis Pemula Bagi kebanyakan penerbit mayor, hasil karya penulis indie dianggap kurang menarik dan tidak memiliki nilai jual yang menguntungkan. Maka penerbit indie yang bagus tentu menjadi alternatif solusi yang bisa Anda pilih untuk menghasilkan karya berupa buku berkualitas dan tercetak dengan baik, tidak kalah dengan buku yang diterbitkan dari penerbit mayor lainnya. Penerbit yang profesional sudah tentu akan memastikan buku Anda selesai dengan baik sesuai kesepakatan sebelumnya. more… Read More
0802 Penerbit Indie Myria Publisher, Melayani Paket Penerbitan, Cetak Buku Satuan, Design Cover, Layout/Editing, ISBN Serta Penerbit MYRIA telah terdaftar di Perpusnas. Penerbit Indie Yang Terpercaya, Cepat dan Profesional
Buat kamu yang suka banget nulis puisi, novel, atau apapun itu, kamu pasti pengen banget kalau karya itu bisa dibaca banyak orang. Kamu akan memiliki kebanggaan tersendiri ketika karyamu diapresiasi orang lain. Itu wajar, karena hak kekayaan intelektual itu memang tak mudah ketatnya persaingan di dunia penerbitan buku, tak jarang banyak penulis terpaksa mengubur karyanya di laci meja. Daripada frustasi, simak penerbit di bawah ini yang siap terbitkan naskahmu!1. Berdiri tahun 2014, Ellunar bisa jadi harapanmu! bulan yang akan memeluk mimpi-mimpi bumi, begitulah cita-cita Ellunar. Penerbit yang memiliki follower 20 ribuan lebih di Instagram ini selalu terbuka menerbitkan naskah dengan genre apa saja selama tidak ada unsur SARA dan plagiarisme. Karena Ellunar adalah penerbit indie, maka biaya penerbitan yang mereka tawarkan sebesar Rp400 ribu untuk 100 jangan salah budget segitu sudah termasuk semuanya, lho. Mulai dari cover buku keren, layout unik, dan ISBN. Bahkan bukumu akan dicetak 5 eksemplar. 2 buku untuk Perpustakaan Nasional syarat ISBN, 1 buku untuk simpanan penerbit, 2 buku untuk penulis gratis ongkos kirim. Royalti yang kamu dapatkan minimal 15% dari buku yang kamu masih ragu? Sudah banyak yang menerbitkan naskahnya bersama Ellunar!2. Belum berdiri setahun, jangan anggap sepele penerbit One Peach Media! Berdiri sejak Maret 2018, Penerbit One Peach Media sering dibanjiri penulis dari berbagai kalangan untuk membukukan naskahnya. One Peach Media menawarkan biaya penerbitan buku sebesar 400 ribu sama dengan Ellunar dan fasilitas yang sama testimoni beberapa penulis yang sudah menerbitkan bukunya di sini, One Peach Media memiliki kualitas cover dan isi buku premium alias seperti buku-buku yang ada di toko buku gramedia. Pelayanannya juga cepat dan Peach Media bahkan tak segan membantu para penulisnya untuk mempromosikan buku mereka di media sosial. Royalti yang kamu terima sebesar 10-25 persen dari setiap buku yang terjual. Asyik, kan?3. Memasuki 2 tahun berdiri, Stiletto Book juga bisa atasi kegalauanmu! Masih galau naskahmu ditolak penerbit mayor? Tenang, dunia belum berakhir. Selain sebagai penerbit mayor, Stiletto juga penerbit indie. Itu artinya Stiletto sangat welcome dengan penulis yang ingin sekali menerbitkan naskahnya bersama gak perlu nunggu berbulan-bulan ditambah harap-harap cemas naskahmu ditolak atau diterima. Stiletto Indie Book hadir untukmu tanpa proses seleksi. Mereka bersedia membukukan naskahmu baik itu fiksi ataupun non fiksi. Kamu tinggal memilih paket yang tersedia sesuai paket yang mereka tawarkan minimal Rp450 ribu. Harga ini sudah termasuk bukti terbit buatmu 2 eksemplar, konsultasi sampai buku terbit dan naskahmu juga akan di-proof sama itu, kamu juga diberikan panduan booklet untuk mempromosikan bukumu di sosial media. Royalti yang kamu dapatkan adalah 65 persen dari harga jual buku dikurangi biaya produksi. Lumayan, kan? Baca Juga Biar Makin Cerdas, 6 Buku Pengetahuan Umum Ini Wajib Kamu Baca 4. Penerbit Deepublish hadir memenuhi kebutuhan para pendidik Cocok banget buat para dosen atau guru. Ratusan penulis dari puluhan Institusi Pendidikan sudah menerbitkan buku ajar dan buku referensi bersama Deepublish. Cukup membayar biaya cetak buku, maka ini sudah sangat membantu buat para pendidik untuk proses penerbitkan buku ISBN, Cover Buku, Layout gak perlu bayar. Royalti yang didapat pun sekitar 15 persen dari harga jual buku yang penulis tentukan sendiri. Deepublish telah menerbitkan lebih dari 3000 naskah. Buku penulis juga akan dibantu dipromosikan di e-commerce para pendidik terbitkan buku sekarang juga demi bangsa yang lebih berwawasan dan cerdas!5. Naskahmu ditolak penerbit mayor melulu? Coba kirimkan aja ke penerbit Wahyu penulis memiliki ciri khas unik dalam menuangkan inspirasinya ke dalam sebuah buku. Fiksi-fiksi yang mereka tulis kadang terinspirasi dalam pengalaman hidup pribadi ataupun orang remaja Indonesia yang tidak pernah berhenti mengejar mimpinya menjadi penulis dan sangat ingin bukunya dipajang di toko buku gramedia. Selain Gramedia Pustaka Utama, Elexmedia, Inari, Bentang Pustaka, dan lain ada satu penerbit unik yang khusus menerbitkan buku fiksi dan non fiksi islami yang desain covernya begitu memesona dan memikat hati bagi para pembaca. Ya, Penerbit Wahyu Qolbu!Penerbit ini sering kali menerbitkan fiksi populer dan melahirkan penulis-penulis best seller di mana konten bukunya gak membosankan, alur cerita yang gak gampang ditebak dan punya pesan tersirat bagi pembacanya. Memang gak mudah menerbitkan buku di Wahyu Qolbu karena proses seleksi yang cukup kalau kamu memang penulis sejati, milikilah prinsip, "Niat baik pasti diberi jalan oleh Tuhan. Semua tergantung seberapa kuat tekad dan usaha seseorang." Bukankah naskah yang diterima atau ditolak hanyalah sebuah perjalanan?Jangan berharap lebih, sebelum berusaha lebih! Baca Juga Siapa Sangka, 5 Penulis Dunia Ini Naskahnya Dulu Berkali-kali Ditolak Penerbit IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Bingungmau memilih penerbit buku yang bagus? Baiklah tapi sebelum itu saya akan menjelaskan sedikit tentang jenis penerbit buku. Penerbit itu ada dua macam berdasarkan ukuran besar dan kecilnya. Yaitu penerbit mayor dan penerbit indie. Penerbit mayor adalah penerbit yang sudah besar, seperti Gramedia dan sebagainya.

Mengenal Penerbit MayorMengenal Penerbit IndiePenerbit Self Publishing, Apa Itu?Perbedaan Penerbit Indie dan Self Publishing1. Naskah2. Legalitas Perbedaan Penerbit Indie, Self Publishing dan Mayor – Ada berbagai macam jenis percetakan yang bisa Anda pilih untuk menerbitkan buku Anda. Mulai dari percetakan mayor, percetakan indie, hingga self publishing. Ketiga jenis penerbit ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sebagai penulis pemula sebaiknya Anda memilih yang mana? Nah, sebelum menentukan pilihan penerbit, ketahui masing-masing perbedaan penerbit indie, self publishing dan mayor. Salah satu kebingungan yang sering ditemukan adalah tidak tahu perbedaan penerbit indie dan mayor. Untuk memahami semua perbedaannya, simak penjelasan lengkapnya. Mengenal Penerbit Mayor Sebelum memasuki pembahasan perbedaan penerbit indie dan self publishing, tidak ada salahnya kita juga mengulas sedikit tentang penerbit mayor. Dilansir dari blog bukupedia, penerbit mayor adalah perusahaan penerbitan yang skalanya sudah besar. Umumnya, penerbit mayor sudah punya nama brand yang besar, dari segi modal juga tidak main-main. Biasanya, penerbit mayor sudah memiliki manajemen yang bagus. Hal ini bisa dilihat dengan adanya post-post tanggung jawab yang sesuai dengan bidangnya, misalnya layouter, desainer, editor, produksi, dan marketing. Karena sudah terstruktur dan mayor, maka ketika kita menerbitkan buku di penerbit mayor nanti secara otomatis sudah memiliki ISBN. Tugas penerbit akan melakukan sorting naskah yang dikirimkan oleh para penulis buku, kemudian mengkaji dan riset naskah itu, hingga memasarkannya ke jaringan toko buku yang dimilikinya. Ketika Anda memilih penerbit mayor, tugas Anda hanya menyetor naskah buku yang kamu punya. Masalah editing, layout naskah, bikin desain cover, sudah jadi tanggung jawab penerbit. Sekilas Anda hanya disuruh untuk menerbitkan naskah saja. Mudah bukan? Tetapi sayangnya tidak semudah itu. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan juga saat Anda memilih penerbit mayor, perbedaan penerbit indie dan self publishing. Memilih penerbit mayor tetap saja ada sisi negatifnya, yaitu membutuhkan waktu yang lama untuk menerbitkan buku. Ketika Anda mengirim naskah ke penerbit mayor, jangan harap naskah Anda langsung diterima dan dicetak. Jangankan diterima, respon dari mereka pun belum tentu mengiyakan naskah Anda. Ya, Anda harus menunggu lama, apalagi jika Anda penulis pemula. Karena selain harus bersaing dengan naskah-naskah lain, juga pihak penerbit perlu melihat naskah Anda apakah layak diterbitkan atau tidak. Tak jarang penulis yang kecewa karena sudah menunggu lama ternyata naskahnya ditolak penerbit dengan berbagai alasan. Jadi kalau Anda ingin menerbitkan naskah ke penerbit mayor perlu kesabaran dan punya cara supaya naskah bisa diterima. Baca Juga Cara Menerbitkan Buku di Penerbit Deepublish Percetakan Buku Deepublish, Mengedepankan Kualitas Mengenal Penerbit Indie Melihat dari peluang menerbitkan buku di penerbit mayor yang tidak mudah, jangan berkecil hati. Anda tetap bisa berkarya melalui jalur lain, salah satunya dengan terjun ke penerbit independen atau penerbit indie, atau penerbit mandiri. Penerbit Indie penerbit independen atau penerbit mandiri adalah penerbit yang menjadi alternatif penulis untuk menerbitkan buku atau menjadi media yang lain yang dilakukan penulis naskah bukan dari penerbitnya. Walaupun ini memiliki persentase pasar yang sangat kecil bila dibandingkan dengan penerbit pada umumnya dalam hal penjualan, tetapi ini telah hadir menjadi sebuah bentuk baru. Penerbit indie ini sering dikaitkan dengan penerbit mayor sekaligus self publishing, namun sebenarnya terdapat perbedaan penerbit mayor dan indie itu sendiri. Apa saja perbedaan penerbit mayor dan indie? Penerbit indie dikenal dengan prosesnya yang cepat, kebalikan dari penerbit mayor. Anda tidak perlu menunggu naskah diseleksi dulu, karena sebagian besar penerbit indie memang tidak perlu menyeleksi secara rinci naskah Anda. Asal naskahnya tidak membahas seputar SARA, biasanya naskah bisa langsung ke proses selanjutnya. Selain itu, penerbit mayor dan indie adalah soal segi biaya. Kalau di penerbit indie ini untuk menggunakan jasa layouter, editor, desainer, ada biayanya, sedangkan penerbit mayor yang semuanya sudah ditanggung oleh mereka. Selain dari segi waktu dan biaya, perbedaan penerbit mayor dan indie terletak pada jumlah cetak, perolehan ISBN, distribusi buku. Banyak sedikitnya buku yang akan dicetak tergantu dari modal yang kita miliki. Menerbitkan buku di penerbit indie, nantinya tidak akan mendapatkan jasa ISBN. Bagi yang ingin ISBN maka ada biayanya juga. Tapi ada pula penerbit indie yang sudah menyediakan segala fasilitas tersebut secara paket. Kemudian masalah distribusi naskah, penerbit indie tidak akan mendistribusikan ke jaringan toko buku. Paling maksimal melalui media-media yang dimilikinya seperti website, media sosial. Nantinya penulis lah yang harus lebih aktif dalam mempromosikan bukunya. Jika memilih penerbit indie, penulis harus keluar biaya sendiri untuk biaya cetaknya. Atau kadang ada penerbit indie yang sudah punya paket-paket penerbitan, nah penulis keluar biayanya pas itu saja. Ketika nanti bukunya sudah jadi, penulis bisa langsung menjualnya dan keuntungannya tidak akan dibagi ke penerbit lagi. Penerbit Self Publishing, Apa Itu? Umumnya, orang menganggap sama antara penerbit indie dan self publishing. Akan tetapi, kedua jenis penerbit tersebut berbeda. Untuk memahami penerbit indie dan self publishing, mari pahami dulu definisi penerbit self publishing. Self publishing adalah cetak buku sendiri tanpa bantuan penerbit. Secara bahasa dapat dipahami dengan penerbitan mandiri atau menerbitkan buku sendiri. Sehingga tanggung jawab ada di tangan si penulis itu sendiri, mulai proses menulis naskah, editing, desain cover, tata letak buku, permohonan ISBN dan barcode di Perpustakaan Nasional RI oleh dirinya sendiri. Untuk beberapa opsi, penulis juga menerbitkan buku yang dibuatnya sendiri dan pemasaran sendiri. Tapi tidak semua seperti ini, ada beberapa hal yang biasanya bisa dikerjasamakan dengan penerbit indie sehingga Anda tidak benar-benar melakukannya sendiri. Baca Juga Cetak Buku Self Publishing Tidak Ribet, Inilah Cara Menerbitkan Buku Sendiri Self Publishing [Ebook] Panduan Self Publishing, Cocok Bagi yang Ingin Menerbitkan Buku Sendiri Perbedaan Penerbit Indie dan Self Publishing Perbedaan penerbit indie dan self publishing sebenarnya ada pada proses pembuatan. Berikut ini rincian perbedaan penerbit indie dan self publishing yang bisa Anda pelajari. 1. Naskah Perbedaan penerbit indie dan self publishing pertama yakni dari segi naskah. Naskah menjadi hal paling penting ketika Anda ingin membuat suatu karya buku. Jelas kan, kalau tanpa naskah, kita mau cetak buku apa? Namun pada proses setelah naskah jadi, Anda akan dihadapkan oleh opsi apakah mengirimnya ke penerbit mayor, penerbit indie, atau ya sudah cetak saja sendiri? Ketika Anda memilih untuk ke penerbit mayor, Anda harus siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang sudah dijabarkan pada poin sebelumnya. Sementara jika Anda mau ke penerbit indie, sama. Anda juga perlu mengirimkannya ke pihak penerbit. Bedanya, naskah Anda tidak akan dikoreksi berlama-lama. Anda bisa konsultasi menulis naskah bahkan secara gratis. Melalui penerbit indie, naskah Anda masih akan dikoreksi oleh editor. Hal ini menjadi keuntungan bagi Anda yang masih memulai debut sebagai penulis. Kesalahan-kesalahan penulisan bisa diantisipasi pada proses ini. Sementara self publishing, namanya juga mandiri. Maka Anda harus siap untuk mengedit naskah Anda sendiri. Anda pun tidak perlu repot-repot untuk mengirimkan naskah ke penerbit. Jika Anda sudah yakin dengan naskah, Anda bisa langsung ke percetakan untuk memperbanyak naskah Anda. 2. Legalitas Perbedaan penerbit indie dan self publishing juga bisa dapat dilihat dari legalitasnya. Ketika Anda memilih penerbit indie, setidaknya Anda tidak perlu pusing mengurus kelengkapan dokumen penerbitan seperti self publishing yang perlu mengurus penerbitan pribadi. Yang tadinya sudah pusing urusan naskah, self publishing membuat Anda menambah waktu untuk mengurus legalitas buku Anda dan penerbitnya. Sementara jika Anda bekerjasama dengan penerbit indie, setidaknya Anda dibantu untuk legalitas sampai pengurusan ISBN. Memang tiap penerbit indie berbeda-beda, ada yang menambah tarif dalam mengurus ISBN adapula yang tidak. Penerbit Deepublish adalah pilihan tepat untuk Anda yang tertarik menerbitkan buku secara mandiri. Penerbit Deepublish memberikan fasilitas pembuatan ISBN tak berbayar, konsultasi gratis, hingga royalti yang lumayan. Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Khusus penerbit Deepublish, selain penulis buku yang menjual karya bukunya. Penerbit Deepublish juga ikut membantu memasarkan buku penulis. Hasil penjualan buku yang Deepublish jual, akan disetorkan kepada penulis. Penjualan buku Deepublish fokus diterbitkan melalui marketplace. Itulah beberapa perbedaan penerbit indie, self publishing dan mayor. Keputusan memilih penerbit yang mana tetap bergantung pada Anda. Sebaiknya Anda ketahui dulu apa tujuan Anda dalam menulis buku. Jika Anda mengejar sebuah prestige, maka penerbit mayor adalah pilihannya. Sementara jika Anda menerbitkan buku karena passion, maka Anda bisa memilih penerbit indie. Ingin memiliki buku sendiri? Mari bergabung bersama kami dan daftar menjadi penulis buku. Baca Juga 10 Persiapan Cara Menerbitkan Buku Sendiri Hingga Terbit Kuasai 7 Keuntungan Menerbitkan Buku Secara Self Publishing Biaya Menerbitkan Buku di Penerbit Deepublish Sesuai Jenis Buku .
  • 15gug5aalp.pages.dev/895
  • 15gug5aalp.pages.dev/35
  • 15gug5aalp.pages.dev/887
  • 15gug5aalp.pages.dev/827
  • 15gug5aalp.pages.dev/231
  • 15gug5aalp.pages.dev/696
  • 15gug5aalp.pages.dev/434
  • 15gug5aalp.pages.dev/406
  • 15gug5aalp.pages.dev/301
  • 15gug5aalp.pages.dev/895
  • 15gug5aalp.pages.dev/361
  • 15gug5aalp.pages.dev/717
  • 15gug5aalp.pages.dev/678
  • 15gug5aalp.pages.dev/387
  • 15gug5aalp.pages.dev/235
  • penerbit indie yang bagus